PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Melihat Si Kecil yang frustrasi ketika belajar membaca dan menulis tentu Ibu akan merasa khawatir. Bisa jadi, Si Kecil yang mengalami hal tersebut menderita disleksia.
Disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan anak membaca dan menulis. Jika sudah mendapat diagnosis seperti ini, apa ya yang harus dilakukan? Simak informasi tentang gangguan belajar yang satu ini yuk!
Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar anak yang ditandai dengan kesulitan berbahasa, baik membaca, menulis, maupun mengeja. Disleksia pada anak membuat si Kecil kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.
Anak yang mengalami disleksia mempunyai perbedaan dalam memproses informasi bahasa yang diterima, bagaimana memahami informasi tersebut, mengingatnya, dan mengaturnya dalam pikiran sehingga menghasilkan tanggapan untuk menyampaikan tanggapan tersebut.
Umumnya, anak dengan disleksia mengalami kesulitan memenggal atau memecah kata menjadi suku kata dan mengenali bunyi yang tepat dari kombinasi huruf tertentu.
Disleksia pada anak kemungkinan akan membuat si Kecil membalik huruf seperti membaca pot menjadi top, atau kesulitan melafalkan kata-kata baru dan mengenali kata-kata yang diketahui.
Disleksia adalah kondisi yang didasari oleh kelainan neurobiologis. Disleksia merupakan gangguan saraf pada bagian otak yang bertanggung jawab dalam memproses bahasa.
Meskipun disleksia pada anak menimbulkan kesulitan belajar, kondisi ini tidak membuat seorang anak mengalami gangguan intelektual atau tidak berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan seseorang.
Disleksia pada anak cenderung membuat si Kecil terganggu kemampuan bahasanya, sehingga kemungkinan tidak berkembang sesuai dengan usianya. Tapi, anak disleksia tetap mempunyai tingkat kepandaian yang normal bahkan beberapa di antaranya di atas rata-rata.
Baca Juga: 4 Manfaat Protein untuk Fungsi & Perkembangan Otak Anak Usia Dini
Kondisi disleksia dapat terjadi pada siapapun, dari anak hingga orang dewasatanpa memandang jenis kelamin, etnis, hingga status sosioekonomi.
Sejauh ini, belum diketahui secara pasti penyebab disleksia pada anak. Meski begitu, disleksia diduga berkaitan erat dengan kelainan gen yang mempengaruhi perkembangan otak dalam membaca dan berbahasa.
Beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu kelainan gen penyebab disleksia tersebut antara lain:
Riwayat keluarga menjadi faktor risiko yang paling signifikan bagi seorang anak disleksia. Saat salah satu dari orang tua menyandang disleksia, terdapat probabilitas sebesar 40 persen akan diturunkan kepada anaknya.
Disleksia adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Artinya, kondisi ini akan terjadi sepanjang hidup anak.
Meski begitu, banyak disleksia pada masa anak-anak seakan-akan berkurang atau sembuh saat beranjak dewasa.
Hal tersebut bukan terjadi karena disleksia yang diderita telah menurun atau sembuh. Melainkan karena orang yang mengidap disleksia tersebut berhasil menemukan cara untuk mengatasi masalah yang muncul akibat kondisi ini.
Kemampuan mengatasi masalah saat anak yang mengalami disleksia beranjak besar dapat dikembangkan oleh setiap anak dengan disleksia. Hal ini dikarenakan pada dasarnya anak disleksia memiliki intelegensi yang normal.
Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui terapi remediasi dan akomodasi sehingga seorang anak disleksia dapat tetap tumbuh menjadi seorang dewasa tanpa disleksia atau berkurang derajat disleksianya.
Mengidentifikasi dan mengatasi disleksia sejak usia dini terbukti efektif dan signifikan dalam meningkatkan kemampuan membaca anak dengan disleksia. Bagi anak yang mengalami gangguan membaca, bisa dibantu dengan dilakukannya terapi wicara oleh tenaga ahli.
Selain orang tua dan lingkungan terdekat, guru juga punya peran tidak kalah penting dalam mengelola anak disleksia. Anak disleksia rentan mengalami bullying, yang dapat menurunkan kepercayaan diri anak. Kondisi ini bisa memperberat kondisi disleksia pada anak.
Mengatasi disleksia secara efektif memerlukan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai profesional dan berbagai pihak terkait. Penanganan yang tepat diharapkan dapat mendukung perkembangan secara optimal dengan menggali seluruh potensi dan kelebihan anak.
Salah satu metode paling efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis bagi penderita disleksia adalah metode fonik. Metode ini bertujuan meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengenali dan memproses suara.
Dengan metode fonik, anak dengan disleksia akan diajari beberapa hal antara lain:
Untuk membantu proses penyembuhan disleksia pada anak, orang tua bisa melakukan beberapa hal sebagai berikut:
Anak dengan disleksia yang tak segera ditangani akan membuat si Kecil sangat kesulitan dalam membaca. Disleksia pada anak usia sekolah membuat pemahaman terhadap pelajaran di sekolah terganggu dan membuat anak tertinggal dibandingkan teman-teman sebayanya.
Untuk itu, saat anak memperlihatkan gejala disleksia, segera konsultasikan ke dokter anak, psikiater anak, atau dokter ahli tumbuh kembang anak, agar mendapatkan pengobatan segera.
Baca Juga: Apa Itu Speech Delay dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Cek di Sini!
Selain beberapa cara dan stimulasi di atas, untuk dukung kemampuan belajarnya, Ibu tetap perlu memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak. Berikan Si Kecil makanan bergizi seimbang setiap hari. Bila perlu, lengkapi juga dengan dua gelas PediaSure setiap hari.
Nutrisi tambahan ini juga dilengkapi dengan omega 3, omega 6, AA, dan DHA yang penting untuk bantu meningkatkan kemampuan berpikir anak. Tak kalah penting, PediaSure juga mengandung Triple protein, arginine, vitamin K2, dan tinggi kalsium yang penting untuk bantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia 1-10 tahun.
Jadi, meski disleksia adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan, dukung terus perkembangan kemampuan berpikir anak dengan stimulasi dan nutrisi yang tepat ya, Bu!
SUMBER:
APA ITU DISLEKSIA ? - IDAI. Retrieved on July 31, 2024 from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mengenal-disleksia
Kesulitan Belajar - IDAI. Retrieved on July 31, 2024 from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/kesulitan-belajar
Understanding Dyslexia and How to Help Kids Who Have It - Child MInd. Retrieved on July 31, 2024 from https://childmind.org/article/understanding-dyslexia/
Mengenal Disleksia - Kemenkes RI. Retrieved on July 31, 2024 from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1434/mengenal-disleksia
Can Dyslexia Be Cured? - Northwestern Medicine. Retrieved on July 31, 2024 from https://www.nm.org/healthbeat/healthy-tips/Can-Dyslexia-Be-Cured
Multi-Sensory Remediation Therapy - Dyslexia Institutes of America. Retrieved on July 31, 2024 from https://www.dyslexiainstitutes.org/therapy/
Speech-Language Therapy - Dyslexia Association of Singapore. Retrieved on July 31, 2024 from https://das.org.sg/services/programmes/speech-language-therapy/
Dyslexia and Self Esteem - Dyslexia Scotland. Retrieved on July 31, 2024 from https://dyslexiascotland.org.uk/wp-content/uploads/2022/05/SelfEsteem.pdf
Stay Connected