Flu Singapura atau juga dikenal sebagai penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang merupakan penyakit endemi di Singapura. Lazim ditemukan di Asia Timur dan Asia Tenggara, infeksi ini dipicu oleh sekelompok enterovirus manusia dari famili virus Picornaviridae.

Flu Singapura dapat menyerang siapa saja, namun anak di bawah lima tahun khususnya paling rentan terkena Flu Singapura. Penyakit ini sangat menular, dan terbukti oleh penyebarannya yang masif di tempat di mana anak-anak berkumpul seperti sekolah di ruangan tertutup yang dapat memicu penyebaran yang cepat.

Apa Itu Flu Singapura?

Flu Singapura pada anak merupakan kondisi penyakit yang menunjukkan beragam gejala yang dapat terlihat. Di awal terserang Flu Singapura, penderita biasanya mengalami demam dan sakit tenggorokan, diikuti oleh beragam ruam di mulut dan wajah lalu kaki dan bokong. Masa inkubasi virus ini adalah sekitar 3-6 hari.

Flu Singapura sendiri berbeda dengan flu biasa atau influenza. Meski sama-sama disebabkan oleh virus, namun flu biasa menyerang sistem pernapasan di mana gejala awal ditandai gejala seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan serta demam, pegal-pegal, panas dingin, pusing, lelah, batuk kering, dan sakit mata. Pada anak-anak, influenza seringkali memicu muntah dan diare.

Sementara itu Flu Singapura ditandai dengan banyaknya ruam pada berbagai bagian tubuh dan mulut. Meski tidak datang berbarengan, namun masing-masing gejala saling mengikuti satu sama lain.

5 Gejala Flu Singapura

Lebih dalam lagi mengenai gejala Flu Singapura, gejala dari penyakit ini sendiri beragam dan tingkat keparahannya serta durasi antara satu penderita dengan yang lainnya juga beragam. Beberapa gejala utamanya meliputi:

1. Gejala flu

Beberapa indikator awal adalah gejala berupa demam ringan, sakit tenggorokan, hidung meler, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan.

2. Sakit mulut

Rasa sakit pada mulut biasanya muncul baik di dalam maupun di luar. Rasa sakit diawali dari munculnya sariawan kecil dan membesar sehingga membentuk berbagai benjolan di dalam mulut.

3. Ruam gatal

Beberapa hari setelah terinfeksi, ruam yang gatal akan muncul di berbagai bagian tubuh seperti telapak tangan, tumit, lutut, dan siku.

4. Pembengkakan kelenjar getah bening

Pembengkakan kelenjar getah bening terutama di leher dapat menjadi tanda penyakit ini sedang berkembang di dalam tubuh.

5. Gangguan lambung

Penderita Flu Singapura umumnya mengalami kombinasi sakit perut dan kekurangan nafsu makan yang dapat memicu ketidaknyamanan lainnya.

Penting untuk diingat bahwa meski gejala-gejala ini dikaitkan dengan Flu Singapura, namun kondisinya bisa jadi berbeda antara satu dengan yang lain. Umumnya, gejala ini hilang setelah 7-10 hari, namun pada beberapa kondisi, proses pemulihan bisa jadi memakan waktu lebih lama.

Penyebab dan Cara Penyebaran Flu Singapura

Penyebab utama Flu Singapura adalah virus enterovirus dan coxsackievirus, khususnya coxsackievirus 16, bagian dari kelompok enterovirus non polio. Virus ini biasanya berdiam di saluran pencernaan seseorang, mencakup mulut hingga anus.

Apakah Flu Singapura menular? Jawabannya adalah iya. Flu Singapura sangat menular dan periode paling menular berada pada beberapa hari awal setelah terserang virus, bahkan sebelum ruam yang tampak muncul. Rute transmisi Flu Singapura antara lain:

1. Menghirup droplet di udara
2. Kontak langsung dengan luka, air liur, sariawan, atau feses dari seseorang yang terinfeksi
3. Berbagi alat makan, gelas, handuk, atau mainan dengan seseorang yang terinfeksi
4. Bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi lalu menyentuh mulut, mata, atau hidung
5. Anak-anak, terutama di bawah 5 tahun yang berada di sekolah atau daycare memiliki risiko lebih tinggi karena interaksi erat dan berbagi benda dengan anak lainnya

5 Cara Mengobati Flu Singapura

Flu Singapura yang disebabkan oleh virus ini tidak memiliki pengobatan secara spesifik. Meski demikian, ada beberapa pendekatan untuk meredakan gejala yang dialami penderita Flu Singapura, antara lain:

1. Pereda nyeri

Obat-obatan pereda nyeri seperti acetaminophen dan ibuprofen sangat berguna untuk meredakan demam dan ketidaknyamanan lainnya yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Hindari aspirin, terutama untuk anak-anak.

2. Anestesi mulut

Obat anestesi mulut yang membius mulut dapat membantu mengurangi rasa sakit dan nyeri di mulut

3. Berkumur dengan air garam

Untuk anak yang cukup usia, berkumur air garam lalu membuangnya dapat membantu meredakan radang tenggorokan.

4. Mouthwash

Bagi orang dewasa, mouthwash atau semprotan tenggorokan dapat meredakan nyeri mulut

5. Penyesuaian makanan

Mengonsumsi cairan dingin dan menghindari makanan pedas dan asam dapat mengurangi sakit dan rasa tidak nyaman pada mulut. Jaga asupan cairan dengan mengonsumsi air dingin atau es bagi anak-anak.

Baca Juga: Ibu, Pahami Hubungan Proses Pencernaan Makanan dengan Penyerapan Nutrisi Anak di Sini!

5 Cara Mencegah Flu Singapura

Mengingat sangat menularnya virus ini dan gejala fisik yang ditimbulkan dapat mengganggu kenyamanan anak, pencegahan menjadi sangat penting. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan secara proaktif untuk mengurangi penyebarannya:

1. Menjaga kebersihan

Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik. Hal ini bisa menjadi langkah pertama yang diajarkan pada anak terutama setelah menggunakan toilet, mengganti pakaian, sebelum makan, dan setelah bersin atau batuk. Gunakan hand sanitizer sebagai alternatif.

2. Ajarkan anak tentang kebiasaan kebersihan

Selain meminta anak untuk sering cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, biasakan anak menjaga kebersihan sekitarnya dan ajari anak pentingnya tidak memegang mulut atau hidung dengan tangan terutama saat tangan tidak bersih.

3. Disinfeksi

Rajin membersihkan benda yang sering disentuh seperti meja, mainan, dan daun pintu dengan desinfektan dapat membantu mencegah penyebaran Flu Singapura.

4. Hindari kontak erat

Seseorang dengan Flu Singapura sebaiknya membatasi interaksinya dengan orang lain agar tidak menyebarkan penyakit ini lebih jauh. Hindari anak ke sekolah jika anak terkena Flu Singapura.

5. Jangan berbagi atau bertukar benda pribadi

Untuk mengurangi kesempatan virus menyebar, hindari penggunaan bersama untuk beberapa benda seperti gelas, handuk, dan alat makan.

Setelah memahami pentingnya pencegahan Flu Singapura, tak kalah penting untuk diingat mengenai vitalnya pemenuhan nutrisi pada anak untuk menjaga kesehatannya secara menyeluruh dan juga menjaga daya tahan tubuhnya.

Asupan Nutrisi untuk Bantu Jaga Kondisi Tubuh Anak

Untuk asupan nutrisi yang seimbang, ibu bisa memberi anak PediaSure sebagai nutrisi tambahan. PediaSure diperkaya dengan Arginine dan Vitamin K2, yang baik untuk kekuatan tulang terutama saat dibarengi dengan pola makan bernutrisi lainnya. PediaSure juga mengandung campuran prebiotik FOS dan Probiotik L.Acidophilus, Omega 3 serta Omega 6, dan campuran 14 vitamin serta 10 mineral. Kandungan-kandungan ini cukup untuk menjaga tumbuh kembang maksimal anak, daya tahan tubuh, serta membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

SUMBER: 

The epidemiological risk factors of hand, foot, mouth disease among children in Singapore: A retrospective case-control study | PLOS ONE. Retrieved on September 13, 2023, from https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0236711. 

MOH | Hand, Foot and Mouth Disease. Retrieved on September 13, 2023, from https://www.moh.gov.sg/diseases-updates/hand-foot-and-mouth-disease. 

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hand-foot-and-mouth-disease/symptoms-causes/syc-20353035. Retrieved on September 13, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hand-foot-and-mouth-disease/symptoms-causes/syc-20353035. 

Influenza (flu) - Symptoms and causes - Mayo Clinic. Retrieved on September 13, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/flu/symptoms-causes/syc-20351719. 

Hand, Foot & Mouth Disease (HFMD): Symptoms & Causes. Retrieved on September 13, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11129-hand-foot-and-mouth-disease