Menurut WHO & Kemenkes, Ini Perbedaan Stunting dan Wasting

Menurut WHO & Kemenkes, Ini Perbedaan Stunting dan Wasting

perbedaan stunting dan wasting
perbedaan stunting dan wasting
perbedaan stunting dan wasting
Tags:

Malnutrisi pada anak merupakan masalah kesehatan yang terjadi secara global. Malnutrisi berdampak besar terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan kesejahteraan anak secara keseluruhan. Dua kondisi spesifik yaitu malnutrisi, stunting dan wasting, merupakan kondisi yang membutuhkan perhatian khusus.

Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak-anak tetapi juga mempunyai dampak besar terhadap kesehatan dan produktivitas ekonomi mereka di masa depan. Mengenali perbedaan antara stunting dan wasting sangat penting untuk menerapkan intervensi yang efektif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) menekankan pentingnya memahami perbedaan-perbedaan ini untuk memerangi malnutrisi pada anak secara efektif.

Malnutrisi mencakup berbagai kondisi akibat kekurangan atau kelebihan pola makan. Hal ini mencakup nutrisi kurang yang ditandai dengan stunting, wasting, underweight, serta kelebihan berat badan dan obesitas.

Perbedaan stunting, wasting, dan underweight adalah stunting terjadi ketika tinggi badan rendah dibandingkan umur, wasting adalah berat badan rendah dibandingkan tinggi badan, dan underweight adalah berat badan rendah menurut umur. Malnutrisi mempengaruhi populasi secara global, dengan dampak yang signifikan terhadap kesehatan, keberlangsungan hidup, dan tumbuh kembang anak-anak. WHO dan Kemenkes memainkan peran penting dalam mengatasi malnutrisi melalui berbagai program dan pedoman yang bertujuan untuk mempromosikan pola makan sehat dan mengurangi angka malnutrisi pada anak-anak.

Apa Itu Wasting dan Stunting?

Pengertian Stunting

Stunting didefinisikan sebagai berkurangnya laju pertumbuhan pembangunan manusia, suatu kondisi yang terutama disebabkan oleh kekurangan nutrisi jangka panjang dan seringnya infeksi. Menurut WHO dan Kemenkes, stunting diidentifikasi melalui pengukuran tinggi badan terhadap umur yang rendah, yang menunjukkan bahwa anak-anak secara signifikan lebih pendek dari standar usia mereka.

Kondisi ini mencerminkan dampak kumulatif dari kekurangan gizi dan dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan kognitif anak, menurunkan kemampuan anak untuk belajar dan berprestasi di sekolah, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas ekonomi mereka saat dewasa. Stunting adalah masalah yang umum terjadi di Indonesia, dan dibutuhkan upaya berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting melalui peningkatan akses nutrisi dan layanan kesehatan.

Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Stunting yang Wajib Diwaspadai

Pengertian Wasting

Sementara itu, wasting mengacu pada penurunan perbedaan berat badan secara drastis dibandingkan dengan tinggi badan anak, yang mengindikasikan kekurangan gizi akut. WHO dan Kemenkes menggambarkan wasting sebagai pengukuran berat badan per tinggi badan yang rendah. Berbeda dengan stunting, wasting dapat berkembang dengan cepat dan seringkali disebabkan oleh kurangnya asupan makanan atau tingginya insiden penyakit menular.

Wasting secara signifikan melemahkan sistem daya tahan tubuh anak, membuat anak lebih rentan terhadap penyakit dan, dalam kasus yang parah, menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Kondisi ini memerlukan intervensi nutrisi dan medis segera untuk memulihkan berat badan dan kesehatan anak.

Perbedaan Stunting dan Wasting

Meskipun stunting dan wasting merupakan indikator malnutrisi, keduanya berbeda dalam hal penyebab, dampak, dan jangka waktu perkembangannya. Stunting merupakan akibat dari kekurangan gizi kronis, yang mencerminkan asupan gizi yang tidak memadai dalam jangka waktu yang lama. Hal ini terkait dengan konsekuensi kesehatan jangka panjang, termasuk gangguan perkembangan kognitif dan peningkatan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari.

Sementara itu, wasting menunjukkan malnutrisi akut yang diakibatkan oleh penurunan berat badan secara cepat, sehingga menunjukkan adanya kebutuhan mendesak akan nutrisi dan perawatan medis untuk mencegah penurunan kesehatan lebih lanjut, bahkan kematian. Memahami perbedaan-perbedaan ini sangat penting dalam intervensi yang ditargetkan, dimana WHO dan Kemenkes menekankan strategi yang mengatasi penyebab dan konsekuensi spesifik dari setiap kondisi untuk secara efektif memerangi malnutrisi pada anak-anak.

Upaya untuk mengatasi stunting dan wasting melibatkan pendekatan komprehensif yang mencakup peningkatan kualitas pangan, memastikan akses terhadap layanan kesehatan, dan mengatasi faktor-faktor mendasar seperti kemiskinan dan kurangnya pendidikan. Upaya ini didukung oleh kebijakan pemerintah, organisasi, dan program berbasis masyarakat yang bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak menerima nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

Baca Juga: 5 Nutrisi yang Dibutuhkan untuk Kecerdasan Otak Anak

Mengatasi Stunting dan Wasting Melalui Dukungan Nutrisi

Dukungan nutrisi memainkan peran penting dalam mencegah dan mengatasi stunting dan wasting, suatu kondisi yang menandakan malnutrisi parah pada anak-anak dan berkontribusi besar terhadap angka sakit dan kematian anak. Stunting, atau rendahnya tinggi badan menurut usia, menunjukkan kekurangan nutrisi kronis, yang mencerminkan efek kumulatif dari kekurangan nutrisi dan kesehatan dari waktu ke waktu.

Wasting, ditandai dengan rendahnya berat badan dibandingkan tinggi badan, menandakan kekurangan nutrisi akut, sering kali disebabkan oleh kurangnya asupan makanan atau tingginya insiden penyakit menular. Hubungan antara wasting dan stunting sangatlah kompleks, dengan bukti yang menunjukkan bahwa episode wasting dapat berkontribusi terhadap perkembangan stunting, yang menggarisbawahi keterkaitan masalah nutrisi ini.

Intervensi nutrisi yang bertujuan untuk meningkatkan asupan makanan, keragaman makanan, dan penyerapan nutrisi dapat mengurangi risiko stunting dan wasting. Pemberian ASI dini dan eksklusif, praktik pemberian makanan pendamping ASI yang memadai, dan suplementasi mikronutrien merupakan komponen penting dari upaya intervensi tersebut.

Mengatasi akar penyebab kekurangan nutrisi, termasuk kemiskinan, kerawanan pangan, sanitasi yang buruk, dan akses terhadap layanan kesehatan, juga sama pentingnya. Selain itu, dukungan nutrisi yang tepat sasaran bagi ibu hamil dan menyusui dapat mencegah berat badan lahir rendah, yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stunting dan wasting pada bayi.

Program pengelolaan terpadu pada level masyarakat yang membantu mendeteksi dan menangani malnutrisi akut sambil mengatasi stunting melalui pendidikan gizi dan kesehatan, sanitasi, dan akses terhadap air bersih telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Program-program ini menyoroti pentingnya berbagai pendekatan untuk mengatasi penyebab wasting dan stunting secara langsung dan mendasar dari kekurangan nutrisi.

Ringkasnya, dukungan nutrisi, terutama bila diintegrasikan dengan inisiatif kesehatan dan sanitasi yang lebih luas, sangat penting dalam mencegah dan mengatasi stunting dan wasting. Memprioritaskan intervensi dini dan mengatasi penyebab beragam faktor dari kekurangan nutrisi dapat secara signifikan meningkatkan kesehatan anak dan memutus siklus kekurangan nutrisi antargenerasi.

Intinya, meski stunting dan wasting merupakan dua hal yang berbeda, tidak jarang keduanya terjadi secara bersamaan, dan kondisi-kondisi tersebut merupakan indikator penting terjadinya malnutrisi pada anak. Baik stunting maupun wasting dapat menyebabkan peningkatan angka sakit dan kematian pada anak-anak yang terkena dampaknya. Pentingnya deteksi dini dan intervensi tidak dapat diabaikan, karena tindakan baik deteksi maupun intervensi berperan dalam mencegah komplikasi kesehatan jangka panjang.

SUMBER: 

Malnutrition in children. Retrieved on March 11, 2024, from https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/malnutrition-in-children. 

Factors Associated With Child Stunting, Wasting, and Underweight in 35 Low- and Middle-Income Countries | Global Health | JAMA Network Open. Retrieved on March 11, 2024, from https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2764662. 

Determinants of Child Stunting, Wasting, and Underweight: Evidence from 2017 to 2018 Pakistan Demographic and Health Survey. Retrieved on March 11, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10008110/. 

Stunting vs Wasting pada Anak. Retrieved on March 11, 2024, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1673/stunting-vs-wasting-pada-anak. 

Selain Stunting, Wasting Juga Salah Satu Bentuk Masalah Gizi Anak yang Perlu Diwaspadai | UNICEF Indonesia. Retrieved on March 11, 2024, from https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/stunting-wasting-sama-atau-beda. 

Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) dan Dampaknya pada Anak | UNICEF Indonesia. Retrieved on March 11, 2024, from https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/dampak-wasting-pada-anak. 

The relationship between wasting and stunting in young children: A systematic review - PMC. Retrieved on March 11, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8710094/. 

How Can Nutrition Research Better Reflect the Relationship Between Wasting and Stunting in Children? Learnings from the Wasting and Stunting Project - ScienceDirect. Retrieved on March 11, 2024, from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0022316623086522

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil