PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Kesejahteraan serta kesehatan tumbuh kembang anak sedianya merupakan prioritas bagi orang tua di mana pun. Salah satu aspek paling penting dari tahapan tumbuh kembang anak adalah pertumbuhan fisik, dan stunting adalah hambatan yang bisa memberikan dampak negatif dalam jangka panjang terhadap kesehatan mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah mengidentifikasi beberapa indikator stunting yang terjadi pada anak-anak. Indikator ini bisa menjadi catatan bagi orang tua yang sedang memiliki anak di masa tumbuh kembang.
Baca juga: 10 Ciri-Ciri Stunting yang Wajib Diwaspadai
Stunting, menurut definisi dari WHO, adalah kondisi yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar usia. Stunting merupakan dampak dari kekurangan asupan nutrisi yang kronis atau dalam jangka panjang, dan biasanya erat dengan kemiskinan, kekurangan nutrisi dan kesehatan ibu hamil yang buruk, sakit dan infeksi yang berulang-ulang, serta kurangnya perhatian terhadap kesehatan dan anak secara menyeluruh di usia pertumbuhan baik dalam lingkup fisik maupun sosial.
Stunting sendiri merupakan masalah serius yang dialami oleh ratusan juta anak-anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara miskin. Kekurangan asupan nutrisi di masa-masa pertumbuhan dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan fisik maupun mental anak, termasuk gangguan fungsi kognitif, sistem kekebalan tubuh yang lemah, serta meningkatnya risiko penyakit kronis.
Bukan hanya kesehatan anak yang terimbas, tapi masa depan mereka sebagai sumber daya manusia yang berkualitas juga terancam karena kemampuan mereka untuk belajar jadi terbatas. Dampaknya, anak yang di masa kecilnya mengalami stunting akan kesulitan mencari nafkah. Stunting menjadi masalah rumit yang membutuhkan pendekatan menyeluruh yang meliputi pendidikan, layanan kesehatan, hingga kebijakan publik yang mengidentifikasi penyebab-penyebab stunting yang tidak tampak.
Dari segi kesehatan, WHO menggunakan indikator untuk menentukan apakah seorang anak mengalami stunting. Indikator stunting adalah pengukuran yang membantu mendeteksi dan mengukur stunting pada anak, sehingga intervensi yang tepat dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut.
Untuk mengidentifikasi anak yang mengalami stunting, WHO pun menggunakan indikator Tinggi Badan untuk Umur (TB/U) anak dengan rincian sebagai berikut:
Untuk mengukur Tinggi Badan untuk Umur anak apakah sesuai atau di bawah standar deviasi, ibu dapat membandingkan tinggi badan dengan standar pertumbuhan anak usia yang sama. WHO menyediakan tabel dan kurva pertumbuhan anak sebagai acuan dalam mengukur stunting.
Sebagai contoh, berdasarkan referensi pertumbuhan WHO, untuk anak laki-laki berusia 2 tahun, tinggi median anak adalah 87,8 cm, di mana tinggi di minus 3 standar deviasi adalah 78,7 cm, minus 2 adalah 81,7, dan minus 1 adalah 84,8. Dengan demikian, anak yang memiliki tinggi di bawah 78,7 dikategorikan mengalami stunting.
Begitu juga untuk anak perempuan berusia 2 tahun. Tinggi mediannya adalah 86,4 cm, di mana tinggi di minus 3 standar deviasi adalah 76,7 cm, minus 2 adalah 80,0 cm, dan minus 1 adalah 83,2. Sehingga, anak perempuan berusia 2 tahun yang tingginya di bawah 76,7 masuk ke dalam kategori stunting.
Seperti sudah dibahas sebelumnya, stunting pada anak disebabkan oleh berbagai faktor yang ditinjau dari berbagai dimensi, baik dari masalah kesehatan maupun masalah sosial seperti kemiskinan.
Jika ibu khawatir akan stunting pada anak, ibu harus mengenali terlebih dahulu penyebab stunting yang mungkin terjadi dari segi kesehatan, yakni kekurangan asupan gizi, infeksi berulang kali, serta kurangnya stimulasi yang memadai. Kondisi stunting sendiri dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan.
Baca juga: Waspada Bu! Kenali Apa Itu Stunting dan Cara Mencegahnya!
Untuk itu diperlukan intervensi sejak dini agar kondisi stunting dapat dicegah. Dengan mengenali penyebab dari segi kesehatan terkait masalah stunting, ibu bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah stunting pada anak, antara lain:
1. Berikan asupan nutrisi yang tidak hanya seimbang tapi juga berkualitas. Hal itu termasuk produk susu yang kaya akan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan anak secara menyeluruh berkat kandungan-kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Pastikan agar makanan yang dikonsumsi dibuat dengan proses yang baik dan tepat, sehingga anak terhindar dari mengonsumsi makanan yang kurang bersih atau terkontaminasi.
2. Pastikan anak mendapatkan vaksinasi lengkap sesuai dengan usianya untuk mencegah infeksi penyakit yang berulang-ulang.
3. Lakukan screening atau intervensi awal pada anak yang diduga mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan langsung segera konsultasikan dengan dokter.
4. Berikan stimulasi dan dukungan emosional yang memadai agar anak tumbuh dengan sehat baik secara mental maupun fisik.
5. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar anak, termasuk sanitasi yang baik, meminimalisir risiko infeksi, dan menjamin akses ke air bersih. Infeksi yang terus-menerus dapat menyebabkan hilangnya nutrisi penting dalam tubuh anak dan menghambat pertumbuhannya.
6. Memberikan pendidikan kesehatan kepada orang tua atau keluarga tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak. Orang tua atau keluarga yang sadar tentang masalah stunting dapat menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dan memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup serta perawatan yang diperlukan.
Dengan memahami indikator stunting, ibu dapat mendeteksi dini potensi stunting dan mengantisipasi agar stunting tidak terjadi pada anak melalui tindakan preventif yang diperlukan. Konsultasikan dengan dokter jika ibu mendapati indikasi stunting terjadi pada anak berdasarkan standar Tinggi Badan untuk Umur tadi karena pada akhirnya, banyak faktor juga yang menentukan stunting pada anak.
Baca juga: Ketahui Potensi Optimal Pertumbuhan si Kecil di Sini!
Sebagai salah satu upaya untuk mencegah stunting lewat pemenuhan kebutuhan nutrisi, ibu bisa memberikan asupan makanan dan minuman yang tepat dan cocok untuk anak seperti nutrisi tambahan dari PediaSure.
PediaSure adalah nutrisi tambahan yang bermanfaat untuk membantu tumbuh anak. Tersedia dalam berbagai varian rasa, seperti classic milky, vanilla, madu, dan coklat, PediaSure mengandung berbagai nutrisi penting seperti arginin, vitamin K2, triple protein, serta DHA, AA, dan Omega-3.
Tidak hanya itu, segelas PediaSure juga mengandung campuran prebiotik FOS dan probiotik L. acidophilus, 14 vitamin, dan 9 mineral. Meskipun mengandung sukrosa yang lebih rendah hingga 42%, PediaSure tetap memiliki rasa yang enak dan tersedia dalam berbagai ukuran kemasan. Dengan demikian, kebutuhan gizi anak tetap terpenuhi lewat PediaSure sebagai nutrisi tambahan yang berkualitas dan disukai anak setiap hari.
SUMBER:
https://www.who.int/health-topics/malnutrition
Tinggi badan anak adalah salah satu yang sering dikhawatirkan para orangtua. Lalu, bagaimana agar anak tumbuh tinggi sesuai standar ideal? Simak tips berikut
Ketahui ciri-ciri stunting, apa yang bisa ibu lakukan untuk intervensi di periode 1000 hari pertama kehidupan anak ASI, MPASI, ini panduannya
Apakah Ibu, seperti orangtua lainnya, sering merasa khawatir dengan pertumbuhan anak-anaknya? Apalagi pertumbuhan berat dan tinggi badan di masa pra remaja, sekitar usia 6-12 tahun?
Anda akan keluar ke situs web Abbott khusus negara atau wilayah lainnya. Perlu diketahui bahwa situs yang Anda kunjungi ditujukan untuk penduduk negara atau wilayah tertentu, seperti yang tercantum di situs tersebut. Situs ini mungkin berisi informasi tentang obat-obatan, perangkat medis, dan produk lain atau penggunaan produk tersebut yang tidak disetujui di negara atau wilayah lain.
Situs web yang Anda kunjungi juga mungkin tidak dioptimalkan untuk ukuran layar perangkat tertentu. Apakah Anda ingin melanjutkan dan keluar situs web ini?
Stay Connected