Apa Penyebab Stunting pada Anak? Cek 9 di Antaranya Berikut Ini!

Apa Penyebab Stunting pada Anak? Cek 9 di Antaranya Berikut Ini!

penyebab stunting
penyebab stunting
penyebab stunting

Stunting pada anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan memerlukan perhatian besar. Kondisi stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak tetapi juga berdampak  jangka panjang terhadap perkembangan kognitif dan emosional. Memahami berbagai penyebab stunting adalah cara yang sangat penting untuk menemukan strategi dalam upaya pencegahan dan intervensi yang efektif.

Definisi Stunting pada Anak

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan kurangnya rangsangan psikososial. Seorang anak dikategorikan kerdil jika tinggi badannya dibandingkan usianya berada lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Definisi ini menempatkan stunting sebagai penyimpangan dari pola pertumbuhan yang diharapkan, sehingga menjadikannya penanda penting terjadinya malnutrisi pada masa kanak-kanak.

Dampak Stunting pada Anak

Dampak stunting lebih dari sekedar pertumbuhan fisik, namun juga mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Hal ini memiliki konsekuensi yang buruk, terutama pada awal kehidupan. 1000 hari pertama, mulai dari pembuahan hingga usia dua tahun, merupakan masa kritis. Gangguan pertumbuhan selama periode ini mengakibatkan buruknya perkembangan kognisi, kemampuan belajar, rendahnya produktivitas, serta upah rendahnya upah saat dewasa. Selain itu, stunting juga meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari jika disertai dengan penambahan berat badan yang berlebihan di masa kanak-kanak. Berbeda dengan isu-isu terkait pertumbuhan lainnya yang mungkin bersifat sementara atau hanya berdampak pada satu bidang saja, stunting meninggalkan dampak yang bertahan lama dan beragam.

9 Penyebab Stunting dan Faktor Risikonya

Memahami penyebab dan faktor risiko stunting pada anak sangat penting untuk menyusun langkah intervensi yang efektif. Meskipun stunting merupakan masalah kompleks yang disebabkan oleh hal yang beragam, ada beberapa penyebab stunting menurut WHO yang utama, yang masing-masing berkontribusi terhadap prevalensi dan terus adanya masalah kesehatan global ini.

Pentingnya mengenali faktor-faktor ini diperkuat oleh statistik mengkhawatirkan yang menekankan betapa daruratnya kondisi ini. Di India saja, misalnya, 35% anak-anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting sementara di Indonesia, pada tahun 2022 angkanya mencapai 21,6%. Lalu, apa penyebab stunting?

1. Kekurangan nutrisi

Nutrisi yang cukup merupakan dasar dari tumbuh kembang yang baik. Kurangnya nutrisi penting dapat menghambat pertumbuhan, sehingga berdampak pada janin dan anak. Masalah ini sering diperburuk oleh kurangnya makanan pendamping ASI, sehingga gagal menyediakan nutrisi penting dan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan.

2. Penyakit infeksi

Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk selama kehamilan dan anak usia dini. Penyakit seperti diare dapat mengakibatkan berkurangnya penyerapan nutrisi sehingga berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak.

3. Kekurangan nutrisi ibu saat hamil

Kondisi gizi seorang ibu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin. Ibu yang kekurangan gizi lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan anak dengan stunting, karena mereka sering mengalami hambatan pertumbuhan janin

4. Kelahiran prematur akibat infeksi

Jika seorang ibu sakit saat hamil, hal ini dapat menyebabkan bayinya lahir terlalu dini. Bayi yang lahir terlalu dini memiliki kemungkinan lebih besar mengalami masalah pertumbuhan dan stunting.

5. Gangguan saat periode pertumbuhan penting (3-18 bulan)

Periode ini sangat sensitif terhadap stunting karena meningkatnya paparan terhadap penyakit menular dan kurangnya asupan nutrisi. Gangguan pertumbuhan dapat menjadi lebih prevalen pada usia 3-5 bulan.

6. Gangguan pencernaan akibat bakteri

Terkadang, anak-anak menelan bakteri berbahaya yang dapat merusak ususnya. Hal ini membuat mereka sulit menyerap nutrisi dengan baik, sehingga dapat menghambat pertumbuhannya meski tidak menunjukkan gejala yang jelas.

7. MPASI yang tidak memadai

Seringkali, makanan pelengkap ASI mengandung nutrisi dan energi penting yang tidak cukup yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik, sehingga berkontribusi terhadap stunting.

8. Kerawanan pangan

Terbatasnya akses terhadap makanan yang cukup, aman, dan bergizi memperburuk risiko stunting. Dalam konteks seperti ini, penyediaan makanan tambahan menjadi intervensi yang sangat penting.

9. Faktor sosial ekonomi

Seiring dengan membaiknya kondisi sosial ekonomi, prevalensi stunting seringkali menurun. Peningkatan ini biasanya disebabkan oleh akses yang lebih baik terhadap makanan, layanan kesehatan, dan fasilitas sanitasi, yang dapat mengurangi risiko stunting.

Penanggulangan stunting secara efektif membutuhkan pendekatan multidimensi, yang mencakup intervensi medis, gizi, dan sosial. Oleh karena itu, memahami penyebab dan faktor risiko ini merupakan langkah penting dalam menyusun kebijakan kesehatan masyarakat yang efektif.

Dampak Buruk Stunting pada Anak dan Masa Depannya

Stunting tidak hanya membuat anak menjadi pendek, stunting juga mempengaruhi banyak aspek kehidupan mereka, seperti kesehatan dan kemampuan berpikir dan belajar, dan masalah ini dapat berlanjut hingga dewasa.

1. Masalah kesehatan fisik

Stunting memiliki efek jangka panjang pada kesehatan anak. Misalnya, anak-anak yang mengalami stunting lebih sering sakit dan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk meninggal dalam usia muda. Seiring bertambahnya usia, mereka juga lebih mungkin terkena penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Selain itu, jika berat badan anak yang mengalami stunting bertambah dengan cepat setelah mereka berusia dua tahun, maka mereka memiliki peluang lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan saat mereka tumbuh dewasa.

Baca Juga: Daftar Lengkap Berat Badan Ideal Anak Menurut WHO

2. Masalah berpikir dan belajar

Stunting juga membuat anak lebih sulit berpikir dan belajar. Hal ini terutama berlaku pada bayi, karena beberapa bulan pertama setelah lahir sangat penting untuk perkembangan otaknya. Tidak mendapatkan nutrisi yang tepat dapat mempersulit mereka untuk belajar. Selain itu, tidak mendapatkan cukup protein yang baik dapat memengaruhi sistem saraf mereka, sehingga membuat mereka semakin sulit berpikir dengan baik.

Stunting juga dapat menghambat anak untuk berprestasi di sekolah. Anak stunting cenderung tidak bersekolah dan, jika bersekolah, mereka sering kali mendapat nilai lebih rendah. Mereka juga mempunyai masalah dengan tes yang mengukur keterampilan seperti perhatian dan memori.

Jika stunting tidak diatasi, bukan saja kesehatan anak yang terancam; tapi juga hilangnya kesempatan untuk membuat mereka berprestasi di sekolah dan kehidupannya di masa depan. Hal ini menciptakan siklus kesehatan yang buruk dan kemiskinan yang dapat berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya. Singkatnya, stunting merupakan masalah besar yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan anak. Untuk itu, perlu penanganan dari berbagai sudut untuk benar-benar membuat perbedaan.

Tips Agar Anak Tidak Mengalami Stunting

Stunting pada anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan mempunyai implikasi luas bagi individu dan masyarakat. Ini adalah masalah multidimensi yang membutuhkan beragam solusi yang tepat, mulai dari intervensi nutrisi hingga pendidikan yang layak.

1. Intervensi menyeluruh dan kontekstual

Beragam pendekatan termasuk pendidikan gizi, WASH, dan jaring pengaman sosial, menjadi di antara intervensi menyeluruh yang holistik dan kontekstual yang efektif. Yang penting, intervensi ini harus disesuaikan dengan kondisi spesifik dan masyarakat yang bersangkutan. Kolaborasi antara badan-badan pemerintah, LSM, dan organisasi internasional meningkatkan efektivitas program.

2. Pentingnya fase kehidupan awal

Mulai dari penanganan sebelum lahir dan nutrisi ibu hingga menyusui dini, intervensi akan lebih efektif bila diterapkan pada tahap awal kehidupan seorang anak. Hal ini mencakup memastikan para ibu menerima penanganan pasca melahirkan dan suplemen yang tepat serta mempromosikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama.

3. Pelayanan gizi dan kesehatan

Meskipun intervensi gizi sangat penting, intervensi ini harus dilengkapi dengan layanan kesehatan rutin seperti vaksinasi. Langkah-langkah ini penting untuk mengurangi risiko infeksi dan penyakit, yang beberapa di antaranya mungkin berperan sebagai faktor dominan dalam situasi tertentu.

4. Pemahaman masyarakat dan keluarga

Pemahaman orang tua, khususnya ibu, mempunyai dampak yang besar terhadap hasilnya. Pada saat yang sama, keterlibatan masyarakat, terutama melalui petugas kesehatan masyarakat dan pemerintah daerah, telah terbukti meningkatkan keberhasilan program secara signifikan. Pendekatan pendidikan berbasis komunitas dan keluarga ini membantu asupan nutrisi, praktik sanitasi, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

5. Program yang fleksibel dan responsif

Jaring pengaman sosial dan program khusus, khususnya pada saat krisis, sangatlah penting. Pembuat kebijakan perlu terus-menerus mengadaptasi dan memodifikasi strategi berdasarkan evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas intervensi dalam konteks tertentu.

Dengan menerapkan strategi di atas, maka target dari World Health Assembly dan Sustainable Development Goals UN tetap terjaga, yakni untuk mengurangi stunting di seluruh dunia sebesar 40% pada tahun 2025.

Stunting pada anak merupakan masalah kompleks yang memerlukan berbagai pendekatan untuk mencegah dan menangani secara efektif. Pencegahan stunting dapat melibatkan intervensi gizi, layanan kesehatan, inisiatif pendidikan, dan kemampuan beradaptasi sesuai konteks. Memahami dan mencegah stunting bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tapi juga penting diketahui masyarakat dan juga pemerintah agar perkembangan kognitif dan fisik generasi berikutnya tetap prima.

Asupan Nutrisi Tambahan untuk Anak

Konsultasikan dengan tenaga ahli kesehatan untuk pemberian nutrisi padat kalori yang tepat. Abbott Nutrition Indonesia memilki rangkaian produk padat kalori untuk bantu pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk kebutuhan medis khusus atau Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK).

SUMBER: 

Stunting in a nutshell. Retrieved on September 4, 2023, from https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell. 

https://www.unicef.org/india/what-we-do/stop-stunting. Retrieved on September 4, 2023, from https://www.unicef.org/india/what-we-do/stop-stunting.  

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%. Retrieved on September 4, 2023, from https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/.  

Causes of Stunting and Preventive Dietary Interventions in Pregnancy and Early Childhood. Retrieved on September 4, 2023, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29991036/.  

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7975963. Retrieved on September 4, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7975963. 

Evidence-based approaches to childhood stunting in low and middle income countries: a systematic review. Retrieved on September 4, 2023, from https://adc.bmj.com/content/102/10/903. 

A roadmap to reduce stunting - PMC. Retrieved on September 4, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7487425/

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil