Apa Itu Anak ADHD? Cek Informasinya di Sini!

Apa Itu Anak ADHD? Cek Informasinya di Sini!

anak ADHD
anak ADHD
anak ADHD
Tags:

Orang tua kadang beranggapan bahwa anak tidak dapat terserang gangguan mental karena keseharian anak-anak hanya bermain dan belajar. Namun pada kenyataannya, gangguan mental dapat menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Gangguan mental pada anak-anak digambarkan sebagai perubahan serius dalam cara anak-anak belajar, berperilaku, atau mengelola emosi, yang berdampak pada kesulitan dalam menjalani kesehariannya.

Salah satu gangguan mental yang banyak terjadi pada anak adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Anak ADHD mungkin mengalami kesulitan dalam memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif, atau menjadi terlalu aktif. Meski didiagnosis saat masih anak-anak, kondisi ini dapat berlangsung hingga dewasa.

Lalu, apa itu ADHD pada anak? Apakah yang menjadi penyebab anak mengalami ADHD? Bagaimana ciri-ciri seorang anak dengan ADHD?

Pengertian ADHD

ADHD adalah kondisi kronis berupa gangguan neuropsikiatri yang mempengaruhi cara kerja otak. Anak dengan gangguan ini biasanya akan menunjukkan perilaku sulit fokus, hiperaktif, dan melakukan tindakan impulsif.

Banyak penelitian mengungkapkan bahwa ADHD sering komorbiditas dengan beberapa gangguan kejiwaan lainnya seperti gangguan perilaku, ketidakmampuan belajar, depresi, dan gangguan kecemasan.

Gejala ADHD umumnya muncul pada usia dini dan menjadi semakin jelas seiring dengan perubahan lingkungan anak, seperti saat mulai masuk sekolah.

Sebagian besar kasus ADHD didiagnosis saat anak berusia di bawah 12 tahun, tapi terkadang juga bisa didiagnosis pada usia di atasnya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan baru terdiagnosis saat anak sudah beranjak dewasa.

Kondisi ADHD tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya dapat membaik seiring bertambahnya usia. Namun, orang dewasa yang didiagnosis ADHD ketika anak-anak masih dapat mengalami masalah muncul karena kondisi tersebut.

ADHD juga dipandang sebagai gangguan mental kronis yang dapat melemahkan dan berdampak pada banyak aspek kehidupan anak hingga dewasa, mulai dari prestasi akademik hingga hubungan sosial. Karenanya, apabila tidak ditangani secara tepat kondisi ini dapat menyebabkan menurunnya rasa percaya diri hingga aktivitas sosial anak.

 

Baca juga: 5 Manfaat Punya Banyak Teman & Bersosialisasi bagi si Kecil!

 

Penyebab ADHD

Hingga kini, para peneliti masih mempelajari penyebab ADHD pada anak maupun faktor yang mempengaruhi risiko seorang anak mengalami ADHD. Karenanya, penyebab pasti kondisi gangguan mental tersebut belum diketahui.

Dalam penelitian yang dilakukan diketahui bahwa faktor genetik memiliki kaitan erat dengan ADHD. Sehingga anak ADHD besar kemungkinan juga memiliki anggota keluarga lain dengan kondisi yang sama. Meski demikian, belum diketahui secara lebih spesifik gen yang mempengaruhi kondisi ini.

Selain itu, penelitian juga masih dilakukan terhadap beberapa faktor risiko lainnya, seperti:

1. Kerusakan otak

2. Paparan alkohol dan rokok selama masa kehamilan

3. Kelahiran prematur

4. Kelahiran dengan berat badan rendah

Diperkirakan ada sekitar 8,4 persen anak dengan ADHD di seluruh dunia, sementara orang dewasa dengan ADHD sekitar 2,5 persen. Selain itu, diagnosis lebih sering pada anak laki-laki daripada perempuan karena adanya perbedaan dalam bagaimana gejalanya muncul.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa anak laki-laki lebih berisiko mengalami ADHD. Anak laki-laki cenderung menunjukkan hiperaktivitas dan gejala eksternal lainnya, sementara anak perempuan cenderung tidak aktif.

Ciri-ciri Anak ADHD

Gejala ADHD pada anak ditunjukkan dengan perilaku yang banyak bergerak dan berlarian, sulit fokus dan berkonsentrasi, juga sering melakukan sesuatu secara impulsif. Gejala tersebut sebenarnya juga biasa terjadi pada usia anak-anak.

Anak-anak aktif bermain dan berlarian, kadang juga sulit saat diminta duduk tenang dan memberi perhatian. Namun, anak yang telah didiagnosis ADHD memiliki hal-hal tersebut dalam tingkat yang berbeda dan lebih dibandingkan anak pada umumnya.

Karenanya dalam mendiagnosis anak ADHD tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dibutuhkan pengamatan selama periode waktu tertentu.

Kemungkinan anak dengan ADHD juga memiliki beberapa ciri berikut:

  • Sering melamun
  • Menjadi pelupa dan sering kehilangan barang
  • Sering merasa gelisah
  • Terlalu banyak berbicara
  • Ceroboh
  • Sulit menahan godaan
  • Tidak sabar menunggu giliran
  • Sulit bergaul dengan anak lain

Kondisi ADHD pada anak juga bisa dibedakan berdasar sifat dari ADHD yang dialami seorang anak. Ada tiga tipe berbeda untuk ADHD pada anak:

  1. Dominan Inatentif, adalah apabila gejala yang muncul pada anak lebih kepada kesulitan dalam mengatur dan menyelesaikan tugas, sulit mengikuti instruksi dan percakapan, serta mudah terganggu akan hal lain.
  2. Dominan Hiperaktif-Impulsif, yaitu tipe ADHD pada anak dengan dominan perilaku hiperaktif dan banyak bicara, tidak betah berdiam diri dalam waktu lama, dan sering melakukan hal secara spontan.
  3. Kombinasi Inatentif-Hiperaktif, yakni saat gejala yang muncul sama antara inatentif dengan hiperaktif.

Seorang anak ADHD juga tidak selalu hanya pada satu tipe karena gejalanya mungkin berubah seiring waktu.

 

Baca juga: Kenali Ciri-Ciri Anak Percaya Diri dan Cara Melatihnya di Sini!

 

Merawat Anak dengan ADHD

ADHD pada anak tidak bisa disembuhkan maupun dihilangkan, namun gejalanya bisa ditekan dan dikendalikan agar anak dapat hidup lebih baik. Dalam banyak kasus, cara mengatasi anak ADHD bisa dengan kombinasi antara terapi dengan pengobatan medis.

Pada anak usia prasekolah (4-5 tahun), penanganan ADHD dengan terapi perilaku dan pelatihan untuk orang tua anak lebih disarankan sebelum dilakukan penanganan dengan obat-obatan.

Selain terapi perilaku dan pengobatan, menjaga gaya hidup sehat juga sangat penting untuk memudahkan anak dalam mengatasi gejala ADHD.

Orang tua pun berperan dalam membangun perilaku sehat anak, di antaranya:

●  Membiasakan pola makan sehat dengan sayur, buah-buahan, dan sumber protein tanpa lemak.

●  Mengajak anak agar rutin melakukan aktivitas fisik sesuai dengan usianya.

●  Membatasi anak dalam penggunaan gawai, termasuk menonton televisi, bermain ponsel atau video game.

●  Membiasakan waktu tidur anak rutin dan tercukupi sesuai usianya.

Seperti diungkapkan di atas, menjaga pola hidup sehat penting dalam perawatan anak ADHD. Anak dengan ADHD tetap membutuhkan asupan nutrisi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk itu, Ibu dapat memberikan PediaSure sebagai nutrisi tambahan Si Kecil.

PediaSure dilengkapi formula yang mendukung pertumbuhan tulang anak. Juga mengandung 3 sumber protein kompleks, diperkaya DHA dan AA, Omega 3 dan Omega 6, serta campuran prebiotik FOS dan probiotik L.acidophilus, 14 vitamin & 9 mineral.

PediaSure untuk tumbuh kembang anak usia 1-10 tahun dengan rasa yang lezat bantu dukung pertumbuhan nyata dan memenuhi nutrisi harian Si Kecil.

Demikian informasi seputar anak ADHD hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat bagi Ibu dan Si Kecil.

SUMBER: 

Children’s Mental Disorders - CDC. Retrieved on November 8, 2022 from https://www.cdc.gov/childrensmentalhealth/symptoms.html 

What is ADHD? - CDC. Retrieved on November 8, 2022 from https://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/facts.html 

Diagnosis dan Penanganan yang Baik Bagi Penderita ADHD - FKM Unair. Retrieved on November 8, 2022 from https://fkm.unair.ac.id/diagnosis-dan-penanganan-yang-baik-bagi-penderita-adhd/ 

Overview Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) - NHS. Retrieved on November 8, 2022 from https://www.nhs.uk/conditions/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd/ 

What is ADHD? - American Psychiatry Association. Retrieved on November 8, 2022 from https://www.psychiatry.org/patients-families/adhd/what-is-adhd 

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil