8 Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting

8 Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting

konvergensi pencegahan stunting
konvergensi pencegahan stunting
konvergensi pencegahan stunting
Tags:

Stunting, atau “kerdil” atau “pendek”, mengacu pada kecacatan pertumbuhan pada anak di usia di bawah lima tahun yang disebabkan oleh malnutrisi kronis atau infeksi berulang, terutama di 1.000 hari pertama kehidupannya. Seorang anak masuk ke dalam kategori stunting jika tinggi badannya berada pada angka minus dua di bawah standar deviasi anak seusianya.

Data dari Riskesdas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa dari 2007 hingga 2013, sekitar 37,2% anak Indonesia mengalami stunting, di tahun 2018, angka tersebut menurun jadi 30,8%, 5 tahun kemudian, tepatnya pada 2022 turun ke angka 21,6%. Ditargetkan, pada tahun 2024, angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai 14%.

Apa Itu Konvergensi Stunting?

Konvergensi stunting adalah pendekatan yang terkoordinir, terintegrasi, serta kolaboratif yang bertujuan untuk menargetkan beberapa daerah dan kelompok keluarga prioritas untuk mencegah stunting. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengombinasikan serta mengintegrasikan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan bersama.

Efektivitas pencegahan stunting mengacu pada pengalaman di skala global, di mana intervensi yang terintegrasi menargetkan kelompok prioritas di lokasi-lokasi tertentu sangat penting untuk memperbaiki nutrisi, tumbuh kembang anak, dan mencegah stunting.

Penyebab Utama Stunting

Mengingat seriusnya masalah stunting di dunia, termasuk di Indonesia, memahami penyebab utama stunting adalah kunci dalam merancang pendekatan intervensi yang efektif. Beberapa penyebab stunting menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan yang berkontribusi pada prevalensi masalah kesehatan global ini antara lain:

1. Kekurangan Nutrisi

Nutrisi yang cukup adalah pondasi dari pertumbuhan yang sehat. Kekurangan nutrisi penting dapat menghambat pertumbuhan anak dan janin, terutama jika tidak ada makanan pendamping yang cukup selain ASI.

2. Penyakit Infeksi

Penyakit seperti diare dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh, yang imbasnya dapat memengaruhi pertumbuhan anak-anak selama kehamilan dan masa anak-anak.

3. Kekurangan Nutrisi pada Ibu Hamil

Kecukupan nutrisi ibu saat hamil memainkan peran penting dalam pertumbuhan janin. Ibu yang mengalami kekurangan nutrisi memiliki risiko lebih tinggi melahirkan anak dengan stunting.

4. Kelahiran Prematur akibat Infeksi

Ketika seorang ibu menderita penyakit selama kehamilan, bayinya mungkin lahir prematur. Bayi yang lahir terlalu dini lebih rentan terhadap masalah pertumbuhan dan stunting.

5. Gangguan selama Periode Pertumbuhan Kritis (3-18 bulan)

Periode ini sangat sensitif terhadap stunting karena risiko infeksi meningkat dan asupan nutrisi yang kurang memadai dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.

Berbagai penyebab ini harus diperhatikan dalam upaya pencegahan stunting dan menjadi fokus utama dalam perancangan intervensi kesehatan masyarakat yang efektif.

Metode Pencegahan Stunting

Mencegah stunting pada anak usia dini adalah tantangan besar dalam upaya meningkatkan kesehatan anak-anak. Berikut adalah lima metode pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan ini:

1. Nutrisi yang Cukup selama Kehamilan

Pola makan yang seimbang selama kehamilan adalah langkah awal yang penting. Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa nutrisi yang dikonsumsi mencukupi kebutuhan.

2. ASI Eksklusif selama 6 Bulan Pertama

ASI adalah sumber nutrisi yang sangat penting bagi bayi. ASI mengandung nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama kehidupan, termasuk asam lemak yang mendukung pertumbuhan otak. ASI eksklusif juga membantu melindungi anak dari infeksi dan mengurangi risiko malnutrisi dan stunting.

3. MPASI yang Tepat Waktu

Setelah 6 bulan, MPASI (Makanan Pendamping ASI) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. MPASI sebaiknya diperkenalkan secara bertahap dalam porsi kecil, dimulai dari makanan kaya nutrisi seperti sereal dengan zat besi, buah, sayur, dan daging. Porsi makanan dapat ditingkatkan seiring dengan pertumbuhan bayi, dan variasi makanan diperkenalkan untuk memastikan pola makan yang seimbang.

4. Kebiasaan Higienis

Menjaga kebersihan adalah langkah penting dalam mencegah penyakit seperti diare yang dapat memicu stunting dan malnutrisi. Ibu harus membiasakan diri dengan mencuci tangan yang benar, membersihkan serta mensterilisasi alat makan anak, dan menjaga lingkungan tidur dan bermain anak tetap bersih.

5. Akses Terhadap Layanan Kesehatan

Pemeriksaan rutin dan imunisasi adalah langkah penting untuk mendeteksi serta merawat masalah kesehatan yang dapat menyebabkan stunting atau malnutrisi pada anak. Ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang buruk.

Baca Juga: Ibu, Ini Berat Badan dan Tinggi Badan Ideal Anak 1-5 Tahun

8 Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting

Upaya konvergensi dalam pencegahan stunting memerlukan sejumlah langkah aksi konvergensi stunting yang terkoordinasi untuk memastikan efektivitas intervensi gizi. Berikut adalah delapan aksi integrasi yang perlu diterapkan:

1. Identifikasi Sebaran Stunting dan Ketersediaan Program

Tahap awal adalah mengidentifikasi sebaran stunting, mengevaluasi ketersediaan program, dan mengidentifikasi kendala-kendala yang mungkin muncul selama pelaksanaan integrasi intervensi gizi. Informasi ini penting untuk merancang strategi yang sesuai.

2. Membuat Rencana Kegiatan

Setelah identifikasi dilakukan, langkah berikutnya adalah menyusun rencana kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi. Rencana ini harus merinci langkah-langkah konkret yang perlu diambil.

3. Menyelenggarakan Rembuk Stunting

Penting untuk menyelenggarakan forum Rembuk Stunting di tingkat Kabupaten/Kota. Forum ini menjadi wadah untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan merumuskan langkah-langkah konkrit dalam penanggulangan stunting.

4. Memberikan Kepastian Hukum untuk Desa

Memberikan kepastian hukum bagi desa adalah langkah krusial. Desa perlu memiliki peran dan kewenangan yang jelas dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi.

5. Memastikan Kader yang Kompeten

Diperlukan peningkatan jumlah dan kompetensi kader yang dapat membantu Pemerintah Desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa. Mereka berperan penting dalam pendampingan keluarga sasaran.

6. Pengelolaan Data Stunting yang Efektif

Sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di tingkat Kabupaten/Kota harus ditingkatkan untuk memantau perkembangan program dan mengambil tindakan yang tepat.

Baca Juga: Pahami Global Development Delay dan Cara Melatih Anak GDD di Sini!

7. Pengukuran Pertumbuhan dan Publikasi Angka Stunting

Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita adalah langkah penting dalam menilai dampak intervensi. Angka stunting perlu dipublikasikan secara terbuka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

8. Reviu Kinerja Program

Evaluasi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir sangat penting untuk memastikan efektivitasnya. Langkah-langkah perbaikan harus diambil jika diperlukan.

Semua aksi integrasi ini adalah instrumen kunci dalam upaya mencegah dan menurunkan stunting. Dalam konteks pencegahan stunting, perubahan pendekatan pelaksanaan program dan perilaku lintas sektor sangat penting agar program dan kegiatan intervensi gizi dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada keluarga sasaran, terutama rumah tangga pada 1000 hari pertama kehidupan.

Makanya, Ibu wajib untuk selalu melakukan pengukuran status gizi si Kecil dan konsultasikan ke dokter anak atau ahli kesehatan untuk kondisi medis khusus. Jika memang direkomendasikan untuk penggunaan nutrisi tambahan tinggi kalori untuk kejar tumbuh, Ibu bisa memberinya PediaComplete.

Salah satu produk dari Abbott Nutrition Indonesia ini dulunya dikenal dengan nama Pediasure Complete yang merupakan salah satu nutrisi tinggi kalori, 1 kkal, terbukti klinis, dan mampu membantu kejar tumbuh si Kecil. Ingat, selalu konsultasikan dengan tenaga ahli untuk penggunaan yang tepat, ya Bu!

SUMBER: 

https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/angka-stunting-tahun-2022-turun-menjadi-216-persen/. Retrieved on September 15, 2023, from https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/angka-stunting-tahun-2022-turun-menjadi-216-persen/. 

Panduan Konvergensi Program/Kegiatan Percepatan Pencegahan Stunting. Retrieved on September 15, 2023, from https://www.tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis%202018/Panduan%20Konvergensi%20Program%20Kegiatan%20Percepatan%20Pencegahan%20Stunting.pdf. 

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%. Retrieved on September 15, 2023, from  https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/.  

Causes of Stunting and Preventive Dietary Interventions in Pregnancy and Early Childhood. Retrieved on September 15, 2023, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29991036/. 

Early and Long-term Consequences of Nutritional Stunting: From Childhood to Adulthood - PMC. Retrieved on September 15, 2023, from  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7975963/. 

Aksi Konvergensi di Tingkat Kabupaten/Kota dan Desa – Dashboard | TP2AK. Retrieved on September 15, 2023, from https://dashboard.stunting.go.id/aksi-konvergensi-di-tingkat-kabupaten-kota-dan-desa/

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil