Apa Itu Post Power Syndrome pada Lansia dan Bagaimana Dampaknya? Simak Penjelasannya!

Apa Itu Post Power Syndrome pada Lansia dan Bagaimana Dampaknya? Simak Penjelasannya!

post power syndrome
post power syndrome
post power syndrome

Ketika seseorang memasuki masa pensiun, seringkali mereka menghadapi fenomena psikologis yang disebut dengan post power syndrome. Kondisi ini melibatkan masalah emosional dan psikologis yang terkait dengan perubahan signifikan dalam kehidupan sehari-hari dan secara profesional profesional. Mirip dengan sindrom "empty nest", sindrom ini melibatkan adaptasi terhadap tahap kehidupan baru tanpa struktur dan peran sosial dalam karir yang sudah biasa dijalani.

Apa Itu Post Power Syndrome pada Lansia?

Post power syndrome pada lansia secara khusus mengacu pada transisi dari gaya hidup dan keseharian yang berorientasi pada karir menuju masa pensiun. Fase ini ditandai dengan perubahan struktur dan identitas sehari-hari. Hal ini semakin memperkuat pentingnya memiliki rutiitas baru untuk membiasakan diri di masa transisi secara efektif, karena hal ini sering kali memicu gejala stres terkait pekerjaan.

Sindrom ini terutama mempengaruhi peran sosial dan hubungan pribadi pada lansia. Dr Michael Craig Miller, asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School, menunjukkan bahwa penyesuaian dalam hubungan sangat penting, terutama bagi pasangan yang beradaptasi dengan bertambahnya waktu bersama. Periode penyesuaian ini dapat membebani hubungan dan memerlukan penyesuaian ulang dinamika, termasuk dalam rumah tangga.

Selain itu, pensiunan juga dapat mengalami perasaan terisolasi karena hilangnya interaksi sosial, terutama terkait pekerjaan, sehingga meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, terlibat dalam aktivitas bermakna seperti hobi, kegiatan sukarela, atau acara sosial sangatlah penting. Kegiatan-kegiatan ini membantu menjaga kesehatan mental dengan memberikan kesadaran akan pentingnya memiliki tujuan dan bersosialisasi komunitas, sehinga semakin menekankan pentingnya strategi untuk mengatasi dampak psikologis dari post power syndrome di masa pensiun.

10 Contoh Post Power Syndrome

Nah, adapun contoh Post Power Syndrome yang perlu dipahami, antara lain:

1. Hilangnya rutinitas sehari-hari

Berubahnya jadwal kerja yang terstruktur dapat menyebabkan disorientasi dan kurangnya tujuan.

2. Krisis identitas

Pensiunan mungkin merasa kehilangan identitas profesional, sehingga menimbulkan ketidakpastian tentang peran sosial mereka.

3. Isolasi sosial

Berkurangnya interaksi terkait pekerjaan dapat menyebabkan kesepian, sehingga memengaruhi kesehatan mental.

4. Gangguan keuangan

Peralihan ke pendapatan tetap atau berkurang dapat menimbulkan stres, terutama dalam kondisi keuangan yang kurang sehat.

5. Masalah kesehatan

Masalah kesehatan terkait usia dan hilangnya tunjangan kesehatan dapat berkontribusi terhadap kecemasan.

6. Hilangnya stimulasi intelektual

Tanpa pekerjaan yang menyita pikiran, pensiunan mungkin menghadapi pelepasan mental dan tekanan emosional.

7. Penyesuaian hubungan

Perubahan dinamika dengan pasangan karena lebih banyak waktu bersama dapat membuat hubungan menjadi tegang.

8. Depresi dan kesedihan

Perubahan gaya hidup dapat memicu kesedihan atau depresi klinis, sehingga memerlukan dukungan dari orang sekitar.

9. Kecemasan atas ketergantungan

Kekhawatiran akan ketergantungan pada orang lain untuk mendapatkan perawatan dapat meningkatkan kecemasan.

10. Kemarahan dan kebencian

Pensiun yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan dapat menimbulkan perasaan negatif terhadap perusahaan atau situasi sebelumnya.

Contoh-contoh ini mencerminkan dampak beragam dari post power syndrome pada lansia, yang mencakup tantangan emosional, psikologis, dan sosial. Setiap skenario menggarisbawahi perlunya dukungan yang ditargetkan dan strategi intervensi untuk mengatasi berbagai aspek sindrom ini.

5 Dampak Post Power Syndrome

Ternyata, Post Power Syndrome ini punya dampak bagi seorang lansia. Berikut ini ini beberapa di antaranya:

1. Masalah psikologis

Di luar gejala individu, pensiun dapat menyebabkan tekanan psikologis yang menyeluruh, termasuk depresi, yang berdampak pada kepuasan hidup dan kesehatan secara keseluruhan.

2 Risiko kesehatan

Pensiun dapat menyebabkan perubahan gaya hidup yang lebih luas yang memengaruhi kesehatan fisik, seperti perubahan kebiasaan olahraga dan pola makan, yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental.

3. Terputusnya hubungan sosial

Pensiun dapat menyebabkan penurunan keterlibatan sosial secara umum sehingga lebih jauh, dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian, yang merupakan kontributor signifikan terhadap masalah kesehatan mental.

4. Kekhawatiran akan keuangan

Dampak finansial dari masa pensiun tidak hanya sekedar stres, tetapi juga mempengaruhi perencanaan dan keamanan keuangan jangka panjang, serta potensi munculnya gangguan kesehatan mental.

5. Pergeseran identitas secara umum

Transisi dari peran kerja dapat menyebabkan hilangnya identitas, sehingga berdampak pada kepuasan hidup dan kesehatan mental dalam skala yang lebih luas.

Mengatasi dampak-dampak ini membutuhkan pendekatan komprehensif yang mencakup peningkatan jaringan dukungan sosial, perencanaan keuangan, dan peningkatan kegiatan kesehatan dan kesejahteraan. Memahami dan memitigasi dampak ini sangat penting untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan lansia pasca pensiun. Menerapkan intervensi, mendorong keterlibatan sosial, dan memberikan dukungan kesehatan mental dapat secara signifikan mengurangi dampak negatif dari post power syndrome.

Baca Juga: 15 Cara Merawat Lansia dengan Benar di Rumah

7 Tips Mengatasi Post Power Syndrome

Lalu, bagaimana cara mengatasi Post Power Syndrome? Berikut ini beberapa yang bisa dilakukan:

1. Melakukan perawatan kolaboratif

Orang lanjut usia sebaiknya mempertimbangkan untuk melibatkan diri dalam model perawatan kolaboratif, yang telah terbukti efektif dalam mengatasi depresi melalui pendekatan berbasis tim yang dokter, tenaga kesehatan mental, dan perawat.

2. Meningkatkan interaksi sosial

Pensiun mengubah peran sosial secara signifikan, di mana dia sering kali menyebabkan isolasi dan depresi. Terlibat dalam kegiatan sosial, program sukarelawan, atau kelompok masyarakat dapat mengurangi dampak ini dan meningkatkan kesejahteraan mental.

3. Tetap aktif secara fisik

Aktivitas fisik yang teratur sangat penting. Melibatkan diri dalam komunitas olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik tetapi juga mengurangi risiko depresi dan isolasi sosial pada lansia.

4. Fokus pada perencanaan keuangan

Masalah finansial merupakan pemicu stres yang signifikan pasca pensiun. Perencanaan keuangan yang efektif dan memahami manfaat pensiun dapat meringankan kekhawatiran ekonomi, meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

5. Menemukan atau melanjutkan hobi

Menemukan hobi dan kegiatan rekreasi yang menyenangkan dapat menjadi sumber kegembiraan dan kepuasan. Berhobi dapat secara signifikan mengurangi risiko depresi dan meningkatkan kepuasan hidup.

6. Memanfaatkan dukungan sejawat

Program dukungan sejawat atau peer support dapat sangat bermanfaat, karena memberikan dukungan emosional dan membantu dalam menghadapi tantangan masa pensiun, mengurangi perasaan depresi dan isolasi.

7. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan mental

Penting untuk mengetahui kapan bantuan profesional diperlukan untuk menangani masalah mental Anda. Pemeriksaan rutin dengan ahli kesehatan mental dapat memastikan bahwa setiap masalah yang muncul dapat diatasi dengan segera.

Terkait dampak-dampak dari post power syndrome dan masa pensiun yang memicu gangguan kesehatan mental dan utamanya, fisik, maka penting untuk menyoroti peran penting nutrisi. Nutrisi yang tepat, meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air, sangat penting untuk fungsi tubuh yang optimal. Nutrisi yang seimbang penting untuk energi, pengendalian berat badan, dan mencegah penyakit seperti osteoporosis, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu. Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi. Lansia mungkin memerlukan lebih sedikit kalori, namun asupan nutrisi spesifik yang lebih tinggi, seperti protein.

Mengatasi tantangan pola makan di usia lanjut bisa jadi hal yang rumit karena dipengaruhi oleh perubahan dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan, efek pengobatan, pendapatan, dan perubahan sensorik.

Baca Juga: 10 Sayur yang Baik untuk Lansia dan Rekomendasi Menu Sayur

Asupan Nutrisi Lengkap dan Seimbang untuk Lansia

Dalam hal ini, Ensure Gold adalah produk yang dirancang dan teruji klinis untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang terus berkembang, mendukung kekuatan, aktivitas sehari-hari, dan kesehatan sistem daya tahan tubuh.

Ensure Gold adalah tambahan nutrisi seimbang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menawarkan komposisi unik dengan HMB (Hydroxy Methyl Butyrate) dan Triple Protein (Whey, Casein, dan Soy), dipadukan dengan 13 vitamin dan 9 mineral. Tinggi kalsium & vitamin D, termasuk serat makanan FOS, mengandung 100% lemak nabati omega 3 & 6, dan rendah laktosa. Produk ini hadir dalam varian rasa Vanila, Coklat, dan Gandum yang menarik, serta tersedia dalam berbagai ukuran: 150gr, 380gr, dan 850gr.

Ensure Gold juga cocok bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa karena kandungan laktosanya yang rendah. Ensure Gold dapat dikonsumsi dengan aman bersama obat-obatan, dengan mengikuti jeda waktu asupan yang disarankan.

SUMBER:

Your Guide to Managing Retirement Depression. Retrieved on November 18, 2023, from https://www.healthline.com/health/senior-health/retirement-depression. 

Retirement blues: Taking it too easy can be hard on you - Harvard Health. Retrieved on November 18, 2023, from https://www.health.harvard.edu/mens-health/retirement-stress-taking-it-too-easy-can-be-bad-for-you. 

Retirement, health and wellbeing | BPS. Retrieved on November 18, 2023, from https://www.bps.org.uk/psychologist/retirement-health-and-wellbeing. 

Spotlight on the Challenges of Depression following Retirement and Opportunities for Interventions - PMC. Retrieved on November 18, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9288177/. 

Retirement Depression: How to Regain Purpose After Retiring. Retrieved on November 18, 2023, from https://psychcentral.com/depression/retirement-depression. 

Spotlight on the Challenges of Depression following Retirement and Opportunities for Interventions - PMC. Retrieved on November 18, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9288177/. 

Spotlight on the Challenges of Depression following Retirement and Opportunities for Interventions - PMC. Retrieved on November 18, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9288177/. 

Nutrition for Older Adults: MedlinePlus. Retrieved on November 18, 2023, from https://medlineplus.gov/nutritionforolderadults.html

Produk Rekomendasi

Artikel Terkait