Mengenal Tahapan Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

Mengenal Tahapan Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

psikologi perkembangan anak
psikologi perkembangan anak
psikologi perkembangan anak

Memahami proses perkembangan anak berarti dapat menjaga pertumbuhannya. Perkembangan sendiri meliputi fisik, kognitif, mental sosial, serta emosional.

Tahapan tersebut dipahami melalui ilmu psikologi anak. Tapi, apa itu psikologi perkembangan anak? Sebagai salah satu cabang ilmu psikologi, psikologi anak memahami pikiran dan perilaku anak dari mulai sebelum lahir hingga usia remaja.

Psikologi perkembangan anak penting untuk dipahami karena setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, sehingga tidak ada satu cara yang seragam untuk memahami tumbuh kembangnya.

Maka dari itu, dengan adanya psikologi perkembangan anak, orang tua dapat memahami pola psikologis yang normal maupun abnormal, dan menyesuaikan kebutuhan yang dapat membantu tumbuh kembang anak.

Aspek Psikologis dalam Perkembangan Anak

Untuk memahami hal tersebut, terdapat beberapa aspek psikologis anak yang penting untuk Ibu pahami, yakni:

1. Perkembangan dan pencapaian

Terdapat empat hal yang diperhatikan dalam perkembangan anak, yakni fisik, kognitif, sosial, dan emosional.

  • Fisik artinya perubahan ukuran, bentuk, dan pertumbuhan tubuh termasuk kemampuan fisik dan koordinasi.
  • Kognitif artinya perubahan dalam cara si Kecil berpikir, mengeksplorasi, dan memecahkan masalah. Pencapaian dalam pertumbuhan kognitif artinya ketika si Kecil mampu mengelola cara berpikirnya sekaligus beradaptasi dengan dunia di sekitarnya.

    Salah satu tokoh yang cukup berpengaruh dalam ilmu psikologi anak adalah Jean Piaget. Ia merupakan psikolog dari Perancis meneliti pertumbuhan kognitif pada anak-anak.

    Menurutnya, pertumbuhan kognitif melibatkan upaya yang terus menerus untuk mencapai keseimbangan antara asmiliasi dan akomodasi yang diberinya istilah ekuilibrium.

Tidak hanya itu, terdapat empat tahap pertumbuhan kognitif yang meliputi tahap sensorimotor (bayi), tahap pra-operasional (usia dini), tahap beroperasi secara nyata (usia sekolah dasar hingga pra-remaja), dan tahap beroperasi secara formal (remaja ke usia dewasa).

2. Aspek perilaku

Aspek ini berbicara mengenai cara si Kecil berperilaku dan memahami perilakunya. Di sini, anak-anak melakukan aksi, menerima reaksi, dan bagaimana dia berfungsi terkait dengan lingkungan dan situasi sehari-hari.

3. Emosi dan Sosial

Pertumbuhan emosional dan sosial artinya si Kecil mulai mampu memahami dirinya sendiri, memahami apa dirinya, dan mengetahui apa yang dia harapkan ketika berkomunikasi dengan orang lain. Pada aspek pertumbuhan ini, si Kecil sudah mampu membangun dan menjaga hubungan baik; merasakan, mengatur, dan mengkomunikasikan emosinya; serta mengeksplorasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

Baca Juga: Yuk, Kenali Apa Itu Kemampuan Kognitif & Berbagai Tahapannya!

Faktor Perkembangan Psikologis Anak

Ibu sudah mengetahui apa saja aspek perkembangan psikologis anak, bukan? Kini saatnya kita mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi anak. Berikut bebrapa faktor tersebut.

  • Lingkungan sosial ekonomi
  • Lingkungan emosional
  • Pola asuh orangtua
  • Peristiwa yang membuat stres
  • Kontrol diri
  • Penyesuaian sosial.

Tahapan Psikologi Perkembangan Anak

Menurut psikolog Erik Erikson dalam teorinya mengenai pertumbuhan psikososial pada anak, terdapat beberapa tahap dalam psikologi perkembangan anak atau juga biasa kita kenal dengan milestone perkembangan psikologi anak berdasarkan usia, yakni:

1. Trust versus mistrust (masa bayi baru lahir hingga usia 18 bulan)

Dalam tahapan ini, menurut Erikson, bayi sangat bergantung pada pengasuhnya. Mungkin Ibu juga menyadari, pada usia ini Si Kecil tidak bisa hidup tanpa orang lain. Mereka membutuhkan bantuan untuk segala sesuatu mulai dari makanan, kehangatan, hingga kenyamanan. Memberikan kebutuhan dasar tersebut pada si Kecil berarti Ibu sedang membangun kepercayaannya terhadap Anda.

Sehingga cara interaksi orangtua atau pengasuh dengan si Kecil memiliki efek yang sangat besar terhadap kesehatan fisik maupun mental. Erikson mengatakan bahwa pola kepercayaan sejak dini dapat membantu anak membangun dasar kepercayaan yang kuat dan penting untuk pertumbuhan sosial dan emosionalnya. 

Jika mereka bisa membangun rasa percaya, mereka akan merasa nyaman dan aman di dunia. Sebaliknya, jika kepercayaan ini tidak ada, si Kecil rentan gelisah dan takut akan dunia sekitarnya. Inilah mengapa fase ini juga disebut dengan trust vs mistrust, karena dasar fase ini adalah kepercayaan.

2. Autonomy VS Shame and Doubt (usia 18 bulan hingga 3 tahun)

Bagian ini adalah tahap ke dua dari teori Erikson. Terjadi di usia 18 bulan hingga 2-3 tahun, anak usia ini mulai mengembangkan rasa untuk mengontrol diri. Tahap ini penting karena di sinilah si Kecil merasa bahwa dirinya memiliki kebebasan untuk melakukan apapun tergantung apa yang dirinya kontrol. Tahap ini penting untuk melatih kemandirian Si Kecil lho, Bu!

Hal-hal yang mulai bisa dilakukan adalah berlatih ke toilet sendiri, karena dia mampu memahami dan mengontrol fungsi tubuhnya, dan ini akan berujung pada perasaan mengontrol dan kesan bahwa dirinya dapat melakukan apapun. Selain itu si Kecil juga mulai bisa dilatih untuk memilih makanan, mainan, pakaian, dan lain-lain.

Dengan demikian, dia paham bahwa dia memiliki otonomi atas tubuhnya sendiri. Jika berhasil, mereka akan semakin merasa nyaman, aman, dan percaya diri. Hal penting untuk masa depannya karena kepercayaan diri bisa membuatnya sukses untuk menguasai skill sosial, akademik, dan lainnya.

Sebaliknya, ketika fase ini gagal terpenuhi, Si Kecil mungkin akan mengembangkan rasa malu dan ragu terhadap kemampuan dirinya. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh pada perkembangan sosial dan emosionalnya di usia lebih besar. Inilah mengapa fase ini disebut autonomy vs shame and doubt.

Baca Juga: Fakta Keterlambatan Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umurnya!

3. Initiative Vs guilt (usia 3 hingga 5 tahun)

Pada tahap ketiga ini, anak-anak lebih sering mengambil inisiatif, mengatur, dan menegaskan keberadaan serta kontrolnya melalui interaksi sosial dan caranya bermain. Menurut Bee (1992), tahap ini bisa dianggap sangat agresif oleh orangtua dan orang dewasa sekitarnya. Hal ini karena pada usia ini, Si Kecil lebih mungkin melakukan inisiatif dan berbagai hal sendiri. Terkadang, hal yang dilakukan anak-anak ini berbeda dengan batasan yang sudah ditentukan oleh orangtua atau orang dewasa di sekitarnya.

Memberikan batasan yang ketat mungkin saja membuat anak sulit mengeksplorasi sekitar, Bu. Alih-alih memberi batasan yang ketat, Ibu bisa membantu anak untuk merencanakan kegiatan, membuat permainan, atau memulai kegiatan baru dengan orang lain. Cara ini akan membantu anak tetap bisa mengeksplorasi kemampuannya membuat inisiatif, memimpin orang lain, serta membuat keputusan.

Jika Ibu justru banyak melarang atau memberi batasan pada Si Kecil, mungkin saja ia akan mengembangkan rasa bersalah karena menganggap dirinya adalah pengganggu. Hal ini tentunya akan membuat anak tumbuh menjadi pemalu dan tidak memiliki inisiatif ke depannya. Pada akhirnya, kreativitas Si Kecil bisa tidak berkembang lho, Bu!

Meski begitu, tentunya Ibu juga perlu memberi batasan dalam permainan yang dilakukan anak agar tidak membahayakan dirinya dan orang lain. Rasa bersalah yang cukup akan membuat anak memiliki pengendalian diri yang baik.

Selain tiga tahap di atas, terdapat empat tahap lainnya dalam teori psikososial Erik Erikson yakni Industry & Inferiority (usia sekolah, 6 hingga 11 tahun); Identity & Role Confusion (usia remaja, 12 hingga 18 tahun); Intimacy vs. Isolation (dewasa muda, 18 hingga 40 tahun); Generativity & Stagnation (usia 40 hingga 65 tahun); Integrity vs. despair (usia 65 tahun ke atas). Dari tahap-tahap tersebut, akan diketahui psikologi perkembangan anak normal dan sinyal-sinyal di mana si Kecil tumbuh sedikit berbeda dengan yang lainnya.

Asupan Nutrisi untuk Dukung Perkembangan Anak

Selain itu, salah satu cara untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak adalah melalui nutrisi yang seimbang. Nutrisi tidak hanya membantu pertumbuhan fisik Si Kecil, tapi juga perkembangan psikologisnya. Asupan nutrisi yang baik dapat membantu memperbaiki suasana hati, emosi, sensasi, motivasi, dan pengalaman.

Untuk itu, Ibu perlu memastikan kebutuhan nutrisi Si Kecil terpenuhi. Salah satunya dengan memberikan Si Kecil PediaSure 2 – 3 kali sehari. PediaSure memberi si Kecil nutrisi tambahan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan harian di usia dini. Asupan nutrisi tambahan ini dilengkapi 14 vitamin dan 9 mineral serta campuran sinbiotik yang unik (Prebiotik FOS dan Probiotik L. acidophilus). Di sisi yang lain,  kandungan omega 3, omega 6, serta AA dan DHA dalam PediaSure akan mendukung kemampuan berpikir si Kecil berkembang dengan baik.

Selain itu, Pediasure juga mendukung pertumbuhan buah hati sejak usia 1 tahun hingga 10 tahun dari 3 sumber protein (kasein, soya, dan whey) atau dikenal sebagai triple protein. Ditambah dengan kandungan Argine, Vitamin K2, dan Kalsium tinggi mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.

PediaSure tersedia dalam varian rasa vanilla, madu, cokelat, dan classic milky dengan ukuran 200gr hingga 1800gr tergantung varian rasa.

Sebagai informasi tambahan, PediaSure bekerja sama dengan klub sepak bola Real Madrid F.C mendukung anak-anak berisiko kekurangan nutrisi di 80 negara. Harapannya, kerja sama tersebut agar anak-anak di seluruh dunia mendapat asupan nutrisi baik untuk tumbuh kembang optimalnya.

Konsumsi PediaSure 2 – 3 kali sehari secara rutin dari usia 1 hingga 10 tahun, dukung optimalkan pertumbuhan si Kecil tinggi, aktif, dan kuat.

Tak hanya itu, Ibu dan si Kecil juga akan menjadi bagian dalam kampanye mendukung anak berisiko kekurangan nutrisi di 80 negara dalam kolaborasi PediaSure dan Real Madrid.

Karena masa depan yang cerah dan berkelanjutan dimulai dengan kesehatan yang baik. Dan kesehatan yang baik dimulai dengan nutrisi yang baik.

Jadi, jangan lupa dukung perkembangan dan pertumbuhan si Kecil dengan memberikan PediaSure 2 – 3 kali sehari ya, Bu!

SUMBER:

Cumulative Effect of Psychosocial Factors in Youth on Ideal Cardiovascular Health in Adulthood - Circulation. Retrieved on August 26, 2022 from https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circulationaha.113.007104  

Erik Erikson's Stages of Psychosocial Development - Verywell Mind. Retrieved on August 26, 2022 from https://www.verywellmind.com/erik-eriksons-stages-of-psychosocial-development-2795740  

Erikson Stages of Psychosocial Development in Plain Language - Healthline. Retrieved on August 26, 2022 from https://www.healthline.com/health/parenting/erikson-stages#1-trust

(PDF) Stages of Psychological Development of Child-An Overview - Researchgate. Retrieved on August 26, 2022 from  https://www.researchgate.net/publication/353020101_Stages_of_Psychological_Development_of_Child-An_Overview  

What to Know About Erikson's 8 Stages of Development - WebMD. Retrieved on August 26, 2022 from https://www.webmd.com/children/what-to-know-eriksons-8-stages-development  

Erik Erikson's 8 Stages of Psychosocial Development - Simply Psychology. Retrieved on August 26, 2022 from https://www.simplypsychology.org/Erik-Erikson.html

Rangkaian Produk PediaSure

Baca Selengkapnya Tentang Tumbuh Kembang si Kecil