PediaSure
- Main Image
-
- Title
- PediaSure Vanila
- Detail Page Path
Kecerdasan mencerminkan kemampuan untuk memproses informasi, yang berkaitan dengan pemahaman, penalaran, dan pemecahan masalah. Kecerdasan bahkan dapat mempengaruhi perilaku sehari-hari.
Namun, kecerdasan tidak dapat diukur dengan satu standar dan bisa diterapkan ke semua orang. Setiap individu memiliki kecerdasan unik yang termanifestasi dalam berbagai bentuk dan kemampuan.
Hal ini berbeda dengan anggapan lama yang menyamakan kecerdasan dengan kemampuan intelektual semata. Hal inilah mengapa Howard Gardner mencetuskan teori tentang kecerdasan majemuk, di mana ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap anak.
Salah satu jenis kecerdasan majemuk yang penting untuk dikenali dan dikembangkan adalah kecerdasan linguistik.
Apa Itu Kecerdasan Linguistik?
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan menggunakan bahasa secara efektif, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Anak dengan kecerdasan linguistik dapat memahami urutan dan makna kata serta menerapkan keterampilan meta-linguistik untuk merefleksikan penggunaan bahasa. Tak heran, mereka mampu menggunakan kata-kata dengan baik, baik ketika menulis maupun berbicara.
Anak dengan kecerdasan linguistik biasanya memiliki kemampuan yang baik dalam menulis, membaca, bercerita, atau bermain teka-teki silang.
Sementara karakter anak dengan kecerdasan linguistik-verbal, antara lain:
- Mampu mengingat informasi tertulis dan lisan
- Menikmati waktu membaca dan menulis
- Mampu berdebat
- Mampu menjelaskan sesuatu dengan baik
- Suka bercerita.
Baca Juga: Inilah Rupanya Manfaat Mengajarkan 2 Bahasa bagi Kecerdasan Anak
Perbedaan Kecerdasan Linguistik dan Kecerdasan Intelektual
Lantas, apakah kecerdasan linguistik sama dengan kecerdasan intelektual? Pada dasarnya, keduanya berbeda.
Kecerdasan intelektual, atau Intelligence Quotient (IQ), adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan kemampuan kognitif seseorang. IQ mencakup sejumlah kemampuan seperti menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, serta kemampuan belajar dan daya tangkap.
Kecerdasan intelektual berkaitan erat dengan kemampuan kognitif individu. Ini mencakup berbagai aspek seperti cara berpikir logis, kemampuan berhitung, berimajinasi, membuat analogi, dan berinovasi.
Kecerdasan intelektual bisa diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Namun, perlu Ibu ingat, IQ tinggi belum tentu mencerminkan kecerdasan manusia secara keseluruhan. Karena alat tes IQ hanya mengukur kecerdasan berdasarkan logika saja.
Sementara kecerdasan linguistik, adalahi kemampuan menggunakan bahasa secara lisan maupun tulisan. Selain kemampuan berbicara dan menulis, anak dengan kecerdasan linguistik juga mampu mengolah dan menggunakan kata, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam situasi formal.
Dengan kecerdasan ini, seseorang mampu mempengaruhi atau meyakinkan orang lain atas apa yang mereka sampaikan. Mereka mampu memilih kata-kata tepat, memberi ilustrasi menarik, menjaga fokus pembicaraan, dan menyampaikan pesan dengan sistematis dan komunikatif.
5 Ciri Kecerdasan Linguistik pada Anak
Karakter anak dengan kecerdasan linguistik memiliki kemampuan luar biasa dalam memahami dan menggunakan bahasa. Mereka senang bermain dengan kata-kata, dan menunjukkan bakat alami dalam membaca, menulis, berbicara, dan bercerita. Berikut adalah beberapa karakterist anak yang menunjukkan kecerdasan linguistik:
1. Kecintaan pada kata
Ciri kecerdasan linguistik adalah tentang kecintaan pada kata-kata. Orang yang unggul dalam linguistik-verbal, senang menggunakan, mendengar, dan mengekspresikan diri melalui bahasa.
2. Kosakata yang luas
Mereka juga memiliki kosakata yang luas dan beragam yang memungkinkan mereka dengan mudah memasukkan istilah-istilah tertentu ke dalam percakapan sehari-hari, yang mungkin jarang dikenal orang lain. Selain itu, mereka pandai memahami arti istilah-istilah baru berdasarkan konteks.
3. Gemar membaca dan menulis
Anak dengan kecerdasan linguistik verbal, terampil dalam memahami dan berkomunikasi dengan kata-kata tertulis. Mereka sering digambarkan sebagai kutu buku dan lebih suka mengekspresikan diri melalui tulisan.
4. Memori kuat
Anak dengan kecerdasan linguistik sering kali pandai menyebutkan kata, kutipan, atau frasa tertentu. Mereka mengingat detail penting dari apa yang dikatakan seseorang atau sesuatu yang mereka baca. Dalam kasus lain, anak dengan kecerdasan linguistik masih hafal apa yang mereka baca beberapa tahun sebelumnya.
5. Kekuatan persuasi yang kuat
Karena mereka sangat ahli dalam berkata-kata, orang dengan kecerdasan linguistik terampil dalam menyusun argumen. Mereka mampu memanfaatkan penguasaan kata-kata tertulis dan lisan untuk membujuk orang lain agar melihat sesuatu dari sudut pandang mereka atau bahkan mengubah sudut pandang orang lain.
Cara Stimulasi Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik membuka jendela bagi perkembangan anak usia dini, khususnya untuk berkomunikasi, mengekspresikan diri, dan menyerap ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami cara tepat stimulasi tumbuh kembang anak untuk mengembangkan kecerdasan linguistiknya.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua di rumah:
1. Mendongeng
Mendongeng merupakan salah satu tradisi lisan yang biasanya menjadi kegiatan pengantar tidur. Dongeng adalah prosa rakyat yang fiktif tetapi sarat akan pesan moral. Meski tampak sepele, mendongeng punya segudang manfaat untuk anak, yakni:
- Merangsang dan menumbuhkan imajinasi anak
- Mengembangkan daya penalaran, sikap kritis, dan kreatif
- Memupuk sikap kepedulian terhadap nilai-nilai dalam cerita
- Anak belajar memahami mana yang baik dan buruk,
- Melatih daya konsentrasi
- Menambah perbendaharaan kata
- Menumbuhkan minat baca.
Baca Juga: 7 Cara Gampang Melatih Fokus Anak
2. Membaca buku
Membaca buku tidak hanya menambah informasi dan pengetahuan baru, tetapi juga dapat memperluas kosa kata yang akan meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara. Selain itu, membaca buku juga dapat melatih anak untuk kritis dalam berpikir serta meningkatkan konsentrasi.
3. Bermain bersama
Penelitian menunjukkan, bermain bersama dapat meningkatkan keterampilan sosial-emosional, kognitif, dan bahasa. Bermain juga meningkatkan struktur dan fungsi otak anak, serta melepaskan stres pada anak. Sebab, komunikasi dan interaksi yang harmonis dalam permainan akan mengatur respons stres tubuh.
4. Bermain peran
Saat anak berpura-pura menjadi karakter favorit mereka, mereka akan berimajinasi dalam berbagai situasi dan berinteraksi atau berbicara dengan orang lain. Percakapan yang dilakukan saat bermain peran membantu anak mengembangkan kosa kata, tata bahasa, dan keterampilan bercerita.
5. Bermain kata
Permainan kata seperti Scrabble dan permainan asosiasi kata lainnya adalah cara yang menyenangkan untuk mendorong kemampuan verbal-linguistik anak.
6. Biarkan anak menjelaskan sesuatu
Hal ini adalah cara yang bagus untuk melatih keterampilan verbal mereka, mengekspresikan diri, mendorong keterampilan berpikir kritis, dan membangun keterampilan komunikasi yang efektif.
Stimulasi kecerdasan linguistik pada anak usia dini sangat penting untuk mendukung perkembangan bahasa dan komunikasi mereka. Dengan stimulasi yang tepat, anak akan dapat menggunakan bahasa secara efektif untuk berkomunikasi, belajar, dan berinteraksi dengan orang lain.
Asupan Nutrisi untuk Dukung Kecerdasan Anak
Untuk menemani dan mendukung si Kecil mengasah kecerdasan linguistiknya, Ibu juga perlu memastikan asupan nutrisi hariannya terpenuhi. Untuk itu, Ibu bisa memberikan susu PediaSure.
PediaSure diperkaya DHA dan AA, juga Omega 3 & 6 yang bantu mendukung perkembangan kognitif anak. PediaSure juga mengandung 14 vitamin dan 9 mineral untuk mendukung pertumbuhan anak dan bantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil.
Jadi, selain melakukan stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan linguistik Si Kecil, lengkapi asupan nutrisinya dengan dua gelas PediaSure setiap hari ya, Bu!
Stay Connected