Ensure Gold Vanila
- Main Image
-
- Title
- Ensure Gold Vanila
- Detail Page Path
Puasa sebelum operasi adalah praktik umum yang dirancang untuk mengurangi risiko komplikasi selama anestesi dan prosedur bedah. Ketika makanan atau cairan masih berada di lambung saat operasi, ada risiko aspirasi, atau kondisi di mana isi lambung masuk ke paru-paru.
Aspirasi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti pneumonia, infeksi paru-paru, atau dalam kasus yang ekstrem, kegagalan pernapasan. Karena itu, mematuhi pedoman puasa menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga keselamatan pasien dan keberhasilan prosedur.
Puasa memastikan lambung kosong selama operasi, yang secara signifikan mengurangi risiko aspirasi. Saat berada di bawah efek bius total, refleks tubuh secara alami ditekan, sehingga meningkatkan kemungkinan isi lambung masuk ke paru-paru jika lambung tidak kosong. Beberapa alasan medis utama perlunya puasa antara lain:
Aspirasi dapat memicu kondisi serius, seperti pneumonitis, pneumonia, hingga gangguan pernapasan yang mengancam jiwa. Kehadiran makanan atau cairan di lambung meningkatkan risiko regurgitasi selama proses anestesi.
Puasa membantu memastikan obat anestesi bekerja dengan optimal tanpa gangguan dari isi lambung, sehingga mempermudah proses manajemen jalan napas dan sedasi.
Anda sebaiknya mengonsumsi makanan ringan, seperti roti atau biskuit, hingga enam jam sebelum operasi, serta cairan bening, seperti air atau jus tanpa ampas, hingga dua jam sebelumnya. Namun, durasi puasa dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan pasien dan jenis operasi. Pasien dengan kondisi tertentu, seperti gangguan pencernaan, mungkin memerlukan periode puasa yang lebih panjang sesuai anjuran dokter.
Beberapa manfaat puasa sebelum operasi, yakni:
Puasa secara signifikan menurunkan volume dan keasaman isi lambung, sehingga mengurangi kemungkinan aspirasi selama anestesi, terutama pada prosedur yang memerlukan anestesi umum.
Dengan mematuhi pedoman puasa, risiko mual dan muntah pascaoperasi diminamilisir, sekaligus meningkatkan efektivitas obat pengendali gejala tersebut.
Durasi puasa yang lebih pendek dengan asupan cairan bening hingga dua jam sebelum operasi membantu menjaga hidrasi, sehingga mencegah ketidakseimbangan tekanan darah selama proses anestesi.
Durasi puasa yang terlalu lama dapat memicu resistensi insulin, yang dapat memperlambat pemulihan pascaoperasi. Pedoman terkini merekomendasikan periode puasa yang lebih singkat untuk mendukung metabolisme tubuh dan proses penyembuhan.
Memperbolehkan cairan bening hingga dua jam dan makanan ringan hingga enam jam sebelum operasi dapat mengurangi rasa lapar, haus, serta kecemasan pasien, sehingga pengalaman praoperasi menjadi lebih nyaman.
Baca Juga: 12 Makanan untuk Pemulihan Pasca Operasi
Adapun risiko operasi pada lansia, di antaranya:
Pasien lanjut usia lebih rentan mengalami delirium pascaoperasi, yang ditandai dengan kebingungan, disorientasi, dan masalah memori yang dapat berlangsung selama beberapa hari hingga minggu. Risiko yang lebih berat seperti disfungsi kognitif pascaoperasi (POCD) dapat menyebabkan gangguan jangka panjang pada memori, konsentrasi, dan kemampuan belajar. Kondisi seperti Alzheimer, Parkinson, atau riwayat stroke meningkatkan kemungkinan ini, terutama ketika menggunakan efek bius total.
Kondisi terkait penuaan seperti hipertensi, aterosklerosis, dan gagal jantung kongestif secara signifikan meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular selama dan setelah operasi. Durasi operasi yang lama serta prosedur darurat memperparah risiko ini.
Pasien lansia lebih rentan terhadap komplikasi pernapasan, seperti pneumonia, dan kesulitan mendapatkan kembali oksigenasi yang cukup setelah operasi. Kondisi praoperasi seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan sleep apnea semakin memperburuk risiko ini, terutama dalam kasus operasi darurat.
Tingkat morbiditas pada pasien lanjut usia yang menjalani operasi besar dapat mencapai 51%, dengan tingkat mortalitas sekitar 7% pada mereka yang berusia 80 tahun ke atas. Faktor risiko praoperasi seperti penurunan berat badan, anemia, dan gangguan aktivitas sehari-hari turut meningkatkan kerentanan terhadap komplikasi operasi.
Lansia biasanya membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama dan sering kali memerlukan terapi fisik atau rehabilitasi pascaoperasi. Delirium, lemahnya tonus otot, dan gangguan kognitif yang sudah ada sebelumnya sering kali menjadi kendala selama proses pemulihan. Selain itu, dukungan keluarga dan sosial yang ekstensif sangat penting untuk memastikan perawatan pascaoperasi yang optimal.
Nutrisi memainkan peran penting dalam mendukung pemulihan pascaoperasi, khususnya bagi pasien lanjut usia. Asupan nutrisi yang tepat membantu mempercepat penyembuhan, memulihkan kekuatan, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Protein menjadi elemen kunci dalam proses penyembuhan luka, regenerasi otot, dan menjaga fungsi kekebalan tubuh. Sumber protein yang dianjurkan meliputi daging tanpa lemak, unggas, ikan, tahu, tempe, dan makanan rendah lemak lainnya.
Selain itu, vitamin seperti Vitamin C, A, dan D juga penting untuk membentuk kolagen, regenerasi sel, serta menjaga kesehatan tulang. Mineral seperti zinc, magnesium, dan selenium berkontribusi pada perbaikan jaringan dan penguatan sistem imun.
Pasien lanjut usia membutuhkan asupan protein sebesar 1,2–2,0 g/kg/hari untuk mencegah kehilangan otot. Karbohidrat kompleks dan lemak sehat juga diperlukan sebagai sumber energi untuk mendukung proses pemulihan. Tidak kalah penting, hidrasi yang cukup, delapan gelas air per hari, dapat membantu menjaga pencernaan dan mencegah konstipasi.
Ensure Gold adalah tambahan nutrisi yang ideal untuk mendukung pemulihan pascaoperasi. Formulasinya dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan tubuh, khususnya susu untuk pemulihan pasca operasi, yang membantu mengembalikan kekuatan dan daya tahan tubuh.
Formulasinya dirancang khusus dengan kandungan HMB (beta-Hydroxy Methyl Butyrate) yang berperan dalam mengurangi kehilangan otot dan mempercepat regenerasi jaringan, serta Triple Protein Blend (whey, kasein, dan kedelai) yang memberikan energi berkelanjutan sekaligus memperkuat otot.
Selain itu, Ensure Gold dilengkapi dengan 13 vitamin dan 9 mineral yang mendukung fungsi kekebalan tubuh, kalsium dan vitamin D untuk menjaga kekuatan tulang, serta serat FOS yang membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah konstipasi.
Tersedia dalam pilihan rasa Vanila, Cokelat, dan Gandum, serta ukuran yang bervariasi (150g, 380g, 850g), Ensure Gold mudah disiapkan menggunakan air hangat maupun dingin sesuai preferensi Anda. Dengan mengonsumsi dua gelas Ensure Gold per hari, kebutuhan nutrisi tubuh dapat terpenuhi, sehingga kekuatan terjaga, aktivitas harian didukung, dan daya tahan tubuh meningkat.
Pemulihan pascaoperasi, terutama bagi pasien lanjut usia, memerlukan perhatian khusus pada pola makan dan asupan nutrisi. Protein, vitamin, mineral, dan hidrasi yang cukup berperan penting dalam mempercepat penyembuhan dan mengembalikan kekuatan tubuh.
Puasa sebelum operasi juga harus dilakukan sesuai arahan dokter untuk menjamin keselamatan dan keberhasilan prosedur. Sebagai tambahan, Ensure Gold adalah solusi nutrisi terpercaya yang membantu menjaga kekuatan dan daya tahan tubuh melalui kombinasi kandungan HMB, Triple Protein, dan nutrisi penting lainnya.
SUMBER:
Acute Intraoperative Pulmonary Aspiration - PMC. Retrieved on November 18, 2024, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4517287/
Aspiration under anaesthesia: risk assessment and decision-making | BJA Education | Oxford Academic. Retrieved on November 18, 2024, from https://academic.oup.com/bjaed/article/14/4/171/293792
When to Stop Eating and Drinking - Anesthesiology | UCLA Health. Retrieved on November 18, 2024, from https://www.uclahealth.org/medical-services/anesthesiology/patient-resources/when-stop-eating-and-drinking
https://www.verywellhealth.com/why-cant-i-eat-or-drink-before-surgery-3157000. Retrieved on November 18, 2024, from https://www.verywellhealth.com/why-cant-i-eat-or-drink-before-surgery-3157000
Preoperative fasting for adults to prevent perioperative complications - PubMed. Retrieved on November 18, 2024, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14584013/
The clinical effect and safety of new preoperative fasting time guidelines for elective surgery: a systematic review and meta-analysis. Retrieved on November 18, 2024, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8984990
Influence of Fasting Duration on Body Fluid and Hemodynamics - PMC. Retrieved on November 18, 2024, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5715306
https://madeforthismoment.asahq.org/preparing-for-surgery/risks/age. Retrieved on November 18, 2024, from https://madeforthismoment.asahq.org/preparing-for-surgery/risks/age
Anesthesia Risk Assessment | Made for This Moment. Retrieved on November 18, 2024, from https://madeforthismoment.asahq.org/anesthesia-101/types-of-anesthesia/anesthesia-risks/
https://www.verywellhealth.com/elderly-patients-and-surgical-risk-4132192. Retrieved on November 18, 2024, from https://www.verywellhealth.com/elderly-patients-and-surgical-risk-4132192
Think 75 Is Too Old to Have Surgery? Think Again.. Retrieved on November 18, 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/news/articles/2018/07/think-75-is-too-old-to-have-surgery-think-again
Surgical risk factors, morbidity, and mortality in elderly patients - PubMed. Retrieved on November 18, 2024, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17116555/
https://www.verywellhealth.com/what-to-eat-during-your-recovery-after-surgery-3156923. Retrieved on November 18, 2024, from https://www.verywellhealth.com/what-to-eat-during-your-recovery-after-surgery-3156923
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8156786. Retrieved on November 18, 2024, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8156786
Postoperative Nutrition Management: Who Needs What? - PMC. Retrieved on November 18, 2024, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10642540
Tetap Terhubung